Berita Terpopuler Ekonomi: Coretax hingga Anggaran Perdana Danantara

Ilustrasi logo Danantara. Foto: dok Danantara.

Berita Terpopuler Ekonomi: Coretax hingga Anggaran Perdana Danantara

Ade Hapsari Lestarini • 20 February 2025 07:32

Jakarta: Sejumlah berita ekonomi menjadi terpopuler pada Rabu, 19 Februari 2025. Berita-berita ini terpantau menjadi perhatian para pembaca Metrotvnews.com.

Pembaca menyoroti beberapa isu yang sedang mengemuka saat ini. Berikut rangkuman berita selengkapnya:
 

1. Suntikan Dana Awal Danantara Capai Rp327,2 Triliun


Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan initial funding atau pendanaan awal Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mencapai USD25 miliar atau senilai Rp327,2 triliun (kurs Rp16.360).

Baca selengkapnya di sini
 

2. Ini Dampak Ekonomi dari Kepemimpinan Donald Trump, Berikut Untung Ruginya


Kemudi Amerika Serikat di bawah kendali Donald J. Trump dinilai bakal menimbulkan tantangan bagi ekonomi di ASEAN. Namun di saat yang sama kepemimpinan Trump juga disebut bakal menghadirkan peluang bagi negara-negara di ASEAN.

Baca selengkapnya di sini

 
Baca juga: Bahlil Usul ke Presiden Prabowo Sebagian Dana Danantara Diinvestasikan ke Sektor Hilirisasi
 

3. Sudah Disiapkan Satu Dekade, Coretax Kok Masih Bermasalah?


Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku heran dengan  penerapan Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP) atau core tax administration system/CTAS yang masih sarat bermasalah. Padahal, sistem tersebut telah disiapkan pemerintah selama satu dekade.

Baca selengkapnya di sini
 

4. Indonesia Harus Pintar Tangkap Peluang dari Perang Tarif AS


Penasihat Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro berpandangan pemerintah Indonesia mesti pintar menangkap peluang dari perang tarif yang diberlakukan Amerika Serikat (AS).

Baca selengkapnya di sini
 

5. Masih Jual Harga Pangan di Atas HET? Awas Disegel Mentan


Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan peringatan keras kepada para pengusaha yang tidak menjalankan penjualan bahan pokok sesuai harga eceran tertinggi (HET). Tidak main-main, perusahaan yang melanggar terancam disegel dan dibekukan izinnya.

Baca selengkapnya di sini

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)