Ilustrasi. Foto: Freepik.
Insi Nantika Jelita • 8 May 2025 20:42
Jakarta: Kepala Center of Industry, Trade, and Investment (CITI) Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho mengatakan, meskipun cadangan devisa Indonesia masih dalam batas aman untuk tiga bulan impor, tetap ada kekhawatiran dari investor. Mereka meragukan kemampuan Indonesia dalam menghadapi guncangan eksternal, yang menyebabkan besarnya arus keluar modal (capital outflow).
Bank Indonesia (BI) mencatat capital outflow pada periode 14-16 April dari pasar keuangan domestik mencapai Rp11,96 triliun. Angka ini terdiri dari jual neto Rp13,01 triliun di pasar saham, lalu beli neto Rp3,28 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan jual neto Rp2,24 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)
"Ada keraguan dari investor karena melihat Indonesia tidak cukup tahan terhadap eksternal shock. Oleh karena itu, para investor melarikan dananya keluar," ujar Andry kepada Media Indonesia, Kamis, 8 Mei 2025.
Dia menjelaskan penurunan cadangan devisa ini tidak hanya terjadi pada April, tetapi juga pada bulan-bulan sebelumnya, mencerminkan adanya pelemahan struktur ekonomi Indonesia. Pada Januari 2025, cadangan devisa mencapai USD156,1 miliar. Lalu, menurun menjadi USD154,5 miliar pada Februari 2025. Pada bulan berikutnya naik menjadi USD157,1 miliar.
Baca juga:
RI Diramal Bisa Resesi, Apa Bedanya dengan Krisis Ekonomi? |