Perdagangan Wall Street: Nasdaq Raup Cuan, Dow Jones Boncos

Ilustrasi. Foto: Xinhua/David Nemec.

Perdagangan Wall Street: Nasdaq Raup Cuan, Dow Jones Boncos

Husen Miftahudin • 8 April 2025 08:04

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) dalam sesi perdagangan 'roller-coaster' karena kecemasan investor atas potensi perlambatan ekonomi dan inflasi yang terus-menerus tetap tinggi.
 
Mengutip Xinhua, Selasa, 8 April 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun 349,26 poin, atau 0,91 persen, menjadi 37.965,6. Indeks S&P 500 turun 11,83 poin, atau 0,23 persen, menjadi 5.062,25. Indeks Nasdaq Composite naik 15,48 poin, atau 0,10 persen, menjadi 15.603,26.
 
Sebanyak sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor properti dan material memimpin penurunan dengan masing-masing turun 2,40 persen dan 1,65 persen. Sementara itu, sektor jasa komunikasi dan teknologi naik masing-masing 1,03 persen dan 0,32 persen.
 
Sebelumnya, pada hari itu, ketiga indeks saham utama AS mencapai level terendah dalam lebih dari setahun, mencerminkan meningkatnya kekhawatiran di Wall Street. Indeks Volatilitas CBOE, yang umumnya dikenal sebagai VIX dan secara luas dianggap sebagai pengukur ketakutan Wall Street, melonjak melewati 60 poin untuk pertama kalinya sejak Agustus 2024, sebelum kembali stabil ke 46,35 pada sesi sore.
 
Pasar sempat menguat pada pertengahan pagi setelah laporan berita menunjukkan Trump mungkin mempertimbangkan jeda 90 hari pada penerapan tarif. Namun, kenaikan tersebut dengan cepat menguap setelah pejabat Gedung Putih membantah laporan tersebut, mendorong ekuitas kembali ke wilayah negatif sebelum rebound pada akhir sesi.
 

Baca juga: Kekhawatiran Perang Dagang Bikin Saham Asia Rontok dan Harga Minyak Anjlok


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Saling balas perang tarif

 
Presiden AS Donald Trump melontarkan ancaman baru untuk mengenakan tarif tambahan terhadap barang-barang Tiongkok saat ia meminta Tiongkok mencabut tarif pembalasan terhadap barang-barang AS.
 
Menambah perkembangan hari itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengunggah di media sosial yakni Trump telah mengarahkannya untuk memulai negosiasi dengan Pemerintah Jepang menyusul apa yang digambarkan Bessent sebagai percakapan telepon yang 'sangat konstruktif' antara kedua pemimpin.
 
"Saya menantikan keterlibatan produktif kita yang akan datang terkait tarif, hambatan perdagangan nontarif, masalah mata uang, dan subsidi pemerintah. Saya menghargai jangkauan pemerintah Jepang dan pendekatan terukur terhadap proses ini," utur Bessent.
 
Jika tarif Trump mendorong ekonomi AS ke dalam resesi, saham chip bisa jatuh setidaknya 20 persen lagi, menurut Citi. Jika tarif berlanjut selama satu bulan lagi, kemungkinan besar rantai pasokan akan 'membeku' karena ketidakpastian, tingkat pesanan/persediaan yang turun drastis, dan mengakibatkan panduan yang lebih rendah secara menyeluruh, mirip dengan covid.
 
CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon juga memperingatkan tarif Trump kemungkinan akan menaikkan harga barang-barang domestik dan impor, sehingga memberikan tekanan tambahan pada ekonomi AS yang sudah mendingin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)