Ilustrasi
Media Indonesia • 19 November 2023 10:27
Denpasar: Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya secara tegas menolak pilot projects penyebaran 200 juta telur nyamuk Wolbachia yang rencananya disebar di Kota Denpasar dan Singaraja Bali.
Mahendra Jaya tidak menjelaskan secara saintifik alasan penolakan tersebut. Dia hanya menegaskan bahwa penolakan tersebut dilakukan karena pilot projects penyebaran telur nyamuk Wolbachia ini belum disosialisasikan kepada masyarakat luas sehingga terjadi banyak penolakan.
"Bali menolak dengan tegas. Sebab program ini belum disosialisasikan secara masif ke masyarakat luas," ujarnya, 19 November 2023.
Ia mengatakan, di Bali sendiri terjadi pro dan kontra, banyak masyarakat yang menolak. Karena itu, pemprov meminta program ini harus ditunda.
"Kami tidak mau masyarakat Bali terbelah. Jadi perlu sosialisasi, masyarakat harus menerima. Kalau masyarakat Bali menolak maka ini harus ditunda. Kami tidak ingin masyarakat terbelah dan tidak kondusif," ujarnya.
Sekalipun tegas menolak, namun Mahendra Jaya tidak mengumumkan secara resmi kepada masyarakat luas. Hal ini karena dikhatirkan adanya berbagai polemik dan bisa berdampak kepada pariwisata Bali.
Sebelum penolakan tersebut, banyak video penolakan berseliweran di berbagai platform media sosial. Salah satunya berasal dari Profesor Richard Claproth yang mengatakan bahwa telur nyamuk Wolbachia itu bagian dari rekayasa genetika yang secara teknologi berbahaya bagi keamanan nasional Indonesia.
Bahkan, ribuan telur nyamuk Wolbachia itu saat ini sudah berada di Lovina Bali. Saat dikonfirmasi ke pihak terkait, terutama Dinas Kesehatan Provinsi Bali, pihaknya mengaku tidak tahu menahu soal ini.
Sang Made Mahendra Jaya juga mengatakan tidak mengetahui soal keberadaan telur nyamuk Wolbachia di Lovina Bali. Ia sudah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk mengeceknya. Namun setelah dilakukan penelurusan tidak ditemukan ribuan telur nyamuk Wolbachia tersebut.