Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Pertanyakan Kejelasan Asuransi

Doa bersama memperingati dua tahun Tragedi Kanjuruhan di Masjid Al-Ajmi Satpas Tegaron Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa, 1 Oktober 2024. Metrotvnews.com/ Daviq Umar Alfaruk

Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Pertanyakan Kejelasan Asuransi

Daviq Umar Al Faruq • 1 October 2024 13:54

Malang: Polres Malang menggelar doa bersama untuk memperingati dua tahun Tragedi Kanjuruhan di Masjid Al-Ajmi Satpas Tegaron Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa, 1 Oktober 2024. Pada kegiatan ini, para keluarga korban tragedi menyampaikan sejumlah aspirasi dan harapan mereka kepada Polres Malang.

Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, mengatakan doa bersama ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan bersama keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Ia mengaku, selama dua tahun ini, pihaknya terus menggandeng para keluarga korban terdampak tersebut.

"Tragedi Kanjuruhan ini menjadi instropeksi Polres Malang. Sampai kapanpun kami komitmen untuk terus mendampingi, membantu, memfasilitasi keluarga korban. Tidak ada batasan waktu," katanya di sela-sela doa bersama.

Kholis sapaan akrabnya, mengaku, pada kegiatan ini pihaknya menerima berbagai aspirasi dan harapan para keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Aspirasi dan harapan itu nantinya bakal ditindaklanjuti oleh Polres Malang.

"Yang terbaru dari beberapa hasil interaksi kami adalah bagaimana keluarga korban ingin meminta kejelasan tentang polemik asuransi pada saat pertandingan 1 Oktober 2022," jelasnya.

Kholis menyebut permasalahan asuransi para korban Tragedi Kanjuruhan ini sebelumnya juga menjadi salah satu temuan dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Tim ini sebelumnya dibentuk oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam).

"Namun memang keluarga korban belum mendapatkan informasi secara jelas. Sehingga kami lakukan pendalaman kembali. Harapannya adalah kami bisa menyampaikan informasi lebih detail tentang bagaimana polemik asuransi tersebut," ungkapnya.

Kholis menambahkan dalam waktu dekat pihaknya bakal membahas terkait permasalahan asuransi ini dalam sebuah forum teknis. Forum ini juga akan menghadirkan perwakilan para keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, baik dari paguyuban, yayasan, perhimpunan maupun komunitas.

"Agar tidak ada pertanyaan lagi di keluarga korban. Kami memahami, polemik ini belum dipahami seutuhnya oleh keluarga korban sehingga kami sudah merangkum, menyusun, ada kejelasan tentang polemik asuransi ini," ungkapnya.

Sementara salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Yudi Prengil, menceritakan, putranya yakni Gabrielle Ferninda Yuda Putra menjadi salah satu dari 135 korban meninggal dunia pada Tragedi Kanjuruhan. Saat tragedi itu, ia sedang merantau ke Papua.

"Anak saya meninggal saya nggak tahu. Pemakamannya juga saya tidak datang. Sejak saat itu saya tidak kembali lagi ke Papua," ceritanya saat menghadiri kegiatan doa bersama.

Disinggung soal asuransi, Prengil mengaku sedikit banyak mendengar terkait polemik permasalahan itu. Selama dua tahun Tragedi Kanjuruhan, ia mendengar bahwa para keluarga korban tidak ada yang mendapat asuransi.

"Penonton kan beli tiket ya seharusnya dapat asuransi. Kan mengumpulkan orang banyak itu resiko kecelakaan ada. Kita taat beli tiket dan faktanya dari pihak manajemen belum ada respon selama dua tahun lebih. Mudah-mudahan saja pihak berwenang melaksanakan tugas kewajiban yang semestinya dilakukan kepada keluarga korban," ujarnya.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)