Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Treasury AS, Wall Street Melemah

Wall Street. Foto: Unsplash.

Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Treasury AS, Wall Street Melemah

Arif Wicaksono • 17 January 2024 08:02

New York: Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak melemah pada penutupan perdagangan kemarin. Pelemahan ini karena kemungkinan suku bunga tinggi akan bertahan lama.

Melansir CNBC International, Rabu, 17 Januari 2024, laju Indeks Komposit S&P500 melemah 0,37 persen. Indeks Komposit Nasdaq melemah 0,19 persen. Kemudian Indeks Komposit Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,62 persen.
 

baca juga:

Wall Street Ditutup Bervariasi, Pendapatan Perbankan Kelas Kakap Gagal Ciptakan Momentum



Saham-saham yang berhasil naik adalah Walt Disney, Verizon Communication, Home Depot Inc, dan Goldman Sachs. Sementara itu saham Boeing Co, Nike Inc, Chevron Corp, Moderna Inc, PayPal serta First Solar Inc melemah.  

Pasar saham melemah setelah imbal hasil treasury AS naik setelah komentar Fed mengindikasikan bank sentral akan menurunkan suku bunga pada tingkat yang lebih lambat dari yang diperkirakan pasar.

Imbal hasil treasury AS 10 tahun naik hampir 12 basis poin menjadi 4,066 persen. Harga telah berada di sekitar angka empat persen selama sebagian besar minggu lalu. Imbal hasil treasury AS dua tahun naik sekitar 10 basis poin diperdagangkan pada 4,228 persen.

Kemungkinan suku bunga tinggi bertaham lama

Lonjakan imbal hasil terjadi setelah komentar dari Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyatakan meskipun bank sentral kemungkinan akan menurunkan suku bunga tahun ini prosesnya akan berjalan lama.

"Ketika waktunya tepat untuk mulai menurunkan suku bunga, saya yakin penurunan suku bunga dapat dan harus dilakukan secara metodis dan hati-hati,” tambah dia.

Investor menantikan data penjualan ritel Desember yang akan dirilis Rabu, 17 Januari 2024, yang dapat memicu ketakutan resesi dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi jika belanja konsumen AS melemah. Ekonom yang disurvei oleh FactSet memperkirakan kenaikan sebesar 0,2 persen pada bulan ini, sedikit di bawah kenaikan 0,3 persen pada November.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)