Kualitas SDM Rendah Jadi Momok Penyerapan Tenaga Kerja

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Kualitas SDM Rendah Jadi Momok Penyerapan Tenaga Kerja

Media Indonesia • 9 November 2023 15:12

Jakarta: Guru Besar Cornell University dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Iwan Jaya Azis mengungkapkan, faktor utama minimnya penyerapan tenaga kerja ialah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Oleh sebab itu, tidak heran bila proyek konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi, seperti di pertambangan melibatkan peran tenaga kerja asing (TKA).

"Masalah rendahnya serapan tenaga kerja itu pasti soal SDM. Bahkan, secara nasional SDM kita juga masih tertinggal parah. Itu makanya, keberadaan TKA tidak bisa dibendung," ungkap Iwan saat dihubungi Media Indonesia, Kamis, 9 November 2023.

Kualitas SDM yang rendah itu terlihat dari data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) di awal 2023 yang menunjukkan profil tenaga kerja didominasi lulusan sekolah dasar (SD) ke bawah sebesar 38,76 persen.

Lalu, data Badan Pusat Statistik (BPS) di 2022 juga menjabarkan tenaga kerja berpendidikan yang belum tamat SD sampai 39,10 persen, tenaga kerja berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP) sebesar 18,23 persen, lulusan sekolah menengah atas (SMA) dengan 18,23 persen, lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) hanya 11,95 persen, serta diploma/sarjana sebesar 12,60 persen.

"Coba saja hitung misalnya di Maluku Utara sebagai daerah pertambangan nikel, ada berapa yang lulusan SMK atau berapa tenaga siap pakai? Itu kan kendala. Yang menguasai (teknologi) nikel itu TKA," ujar Iwan.

Baca juga: Pembangunan SDM Kunci Capai Indonesia Emas 2045
 

Pemerintah bertanggung jawab siapkan SDM berkualitas


Pemerintah diminta serius menyiapkan SDM yang berkualitas. Bila perlu, lanjut Iwan, 50 persen dari utang negara untuk membangun pengembangan SDM, khususnya yang melek soal digitalisasi.

Upaya lainnya pemerintah bisa membuat regulasi terkait modal asing yang masuk ke Indonesia, investor diharuskan membangun sekolah kejuruan sesuai dengan industri yang dibangun. Hal ini agar ada penyerapan tenaga kerja besar dari daerah.

"Jadi setiap tahun sekolah itu bisa mencetak SDM untuk ditempatkan di tempat usaha tersebut. Presiden ke depan harus benar-benar membangun sumber daya manusia secara besar-besaran," tegas dia.

Dihubungi terpisah, Wakil Direktur Utama Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Jahen Fachrul Rezki menilai rendahnya serapan tenaga kerja lantaran adanya skill mismatch atau ketidakcocokan keahlian dari para pelamar kerja.

Alhasil, angka pengangguran tinggi tiap tahunnya. BPS mencatat pengangguran di Indonesia menembus 7,86 juta orang per Agustus 2023, dari total 147,71 juta angkatan kerja.

"Jadi, ini ada skill mismatch yang mana industri ingin SDM yang siap kerja dengan mempunyai keahlian yang sesuai walau bukan berasal dari daerah sekitar," terang Jahen.

Jahen menyebut diperlukan upaya pemberian pelatihan dan pembinaan yang optimal bagi masyarakat sekitar untuk bisa memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh industri.

(INSI NANTIKA JELITA)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)