Cicil Utang, Country Garden Jual Saham Senilai USD428 Juta

Ilustrasi utang Country Garden. Foto: Unsplash.

Cicil Utang, Country Garden Jual Saham Senilai USD428 Juta

Arif Wicaksono • 14 December 2023 13:55

Beijing: Pengembang properti Tiongkok yang terkepung, Country Garden, mengatakan unitnya Gold Ease Global menjual 1,79 persen sahamnya di Zhuhai Wanda Commercial Management Group seharga 3,07 miliar yuan (USD428,02 juta).

Melansir Channel News Asia, Kamis, 14 Desember 2023, penjualan saham ini terjadi di tengah kendala keuangan yang dihadapi oleh banyak pengembang properti di Tiongkok dalam mengatasi risiko utang luar negeri, dan juga gagal bayar obligasi luar negeri.

Country Garden mengatakan pihaknya akan menggunakan hasil bersih dari penjualan saham untuk program restrukturisasi utang luar negeri. Perusahaan saat ini memiliki kewajiban sekitar USD190 miliar dan lebih dari 3.000 proyek yang sedang dikembangkan.

Country Garden diperkirakan akan mencatat akumulasi kerugian komprehensif lainnya sekitar 160 juta yuan, sebagai akibat dari pelepasan tersebut.

Dukungan pemerintah

Dikutip dari Mediaindonesia.com, Bloomberg News melaporkan Country Garden, yang terdaftar di Hong Kong, termasuk dalam daftar rancangan 50 pengembang yang akan memenuhi syarat untuk mendapatkan lebih banyak dukungan keuangan, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Daftar yang disusun oleh regulator mencakup pengembang swasta dan milik negara dan dimaksudkan sebagai panduan bagi bank untuk mempertimbangkan menopang perusahaan melalui berbagai mekanisme.

Sebagai tanda lain bahwa pemerintah sedang bersiap untuk menawarkan lebih banyak dukungan kepada sektor ini, parlemen Tiongkok pada Rabu merilis laporan yang menyerukan bank-bank untuk membantu industri ini.

Dokumen tersebut, yang diambil dari pertemuan bulan lalu dengan Kepala Bank Rakyat Tiongkok, mengatakan bank harus meningkatkan bantuan bagi pengembang untuk memberlakukan penyerahan bangunan yang terjamin.

Selama beberapa tahun terakhir, kegagalan perusahaan dalam menyelesaikan proyek telah memicu protes dan boikot hipotek di seluruh negeri. Dokumen tersebut juga menyerukan lembaga keuangan untuk mendukung kebutuhan pembiayaan yang wajar dari perusahaan realestat, mengurangi risiko gagal bayar kredit, dan mengurangi ketakutan penduduk untuk membeli perumahan jangka panjang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)