PM Thailand Minta Bank Sentral Turunkan Suku Bunga

Ekonomi Thailand. Foto: Unsplash.

PM Thailand Minta Bank Sentral Turunkan Suku Bunga

Arif Wicaksono • 6 February 2024 17:43

Bangkok: Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin kembali meminta bank sentral untuk menurunkan suku bunga, dengan mengatakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin akan membantu masyarakat dan tidak memicu inflasi.

Inflasi sudah negatif dan berada di bawah batas bawah kisaran target bank sentral, sehingga bahkan setelah menurunkan suku bunga utama dari 2,50 persen menjadi 2,25 persen masih ada banyak ruang untuk pemotongan.

"Kalau ada krisis atau terjadi sesuatu, masih bisa dikurangi banyak. Kenapa kita tidak mulai melakukannya hari ini?” jelas dia, dilansir Channel News Asia, Selasa, 6 Februari 2024.

Meskipun inflasi lebih rendah dan tekanan pemerintah terhadap Bank of Thailand (BOT) untuk melonggarkan kebijakan moneter, Bank of Thailand (BOT) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah lebih dari rekor tertingginya yaitu 2,50 persen pada Rabu, menurut jajak pendapat Reuters.

Gubernur BOT Sethaput Suthiwartnarueput baru-baru ini mengatakan kebijakan suku bunga saat ini secara umum netral dan perekonomian tidak berada dalam krisis.

Ekonomi Thailand

Perekonomian Thailand diperkirakan tumbuh 2,8 persen tahun ini. Ekonomi Thailand mengalami penurunan tajam dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,2 persen.

Melansir Channel News Asia, Selasa, 23 Januari 2024, Kementerian Keuangan Thailand menuturkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), angkanya lebih baik dari tahun lalu yang terlihat sebesar 1,8 persen atau turun dari 2,7 persen dari prediksi sebelumnya.

Kunjungan wisatawan asing pada 2024 diperkirakan sebesar 33,5 juta, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 34,5 juta. Kemudian ekspor diperkirakan tumbuh 4,2 persen tahun ini dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,4 persen. Ekspor tahun lalu diproyeksikan mengalami kontraksi 1,5 persen.

Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan tahun lalu karena peningkatan ekspor, jasa dan kedatangan pariwisata, kata pernyataan itu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)