Pertemuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: EFE
Fajar Nugraha • 21 June 2024 14:29
Hanoi: Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia mungkin memasok senjata ke Korea Utara (Korut). Ini menjadi tanggapan cermin terhadap persenjataan Barat terhadap Ukraina.
Putin berbicara kepada wartawan di Vietnam, sehari setelah mengunjungi Korea Utara yang bersenjata nuklir dan menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan pemimpinnya, Kim Jong-un.
Negara-negara Barat telah menjauhi Korea Utara sebagai negara paria karena pengembangan rudal nuklir dan balistiknya yang menentang sanksi PBB, dan memandang hubungan yang berkembang antara Moskow dan Pyongyang dengan kekhawatiran.
Putin menyebutkan pada awal bulan ini bahwa Rusia mungkin memasok senjata ke musuh Barat karena Barat menyediakan senjata presisi tinggi ke Ukraina dan memberinya izin untuk menembakkannya ke sasaran di dalam Rusia. Dalam komentar terbarunya, ia mengatakan, Korea Utara dapat menjadi salah satu penerima senjata Rusia tersebut.
"Saya katakan, termasuk di Pyongyang, bahwa kami kemudian berhak untuk memasok senjata ke wilayah lain di dunia. Dengan mempertimbangkan perjanjian kami dengan (Korea Utara), saya juga tidak mengecualikan ini," kata Putin, dikutip dari Sputnik, Jumat 21 Juni 2024.
Perjanjian yang ditandatangani oleh Putin dan Kim pada Rabu mewajibkan masing-masing pihak untuk memberikan bantuan militer segera kepada pihak lain jika terjadi agresi bersenjata terhadap salah satu dari mereka.
Putin mengatakan Moskow berharap bahwa kerja samanya dengan Korea Utara akan berfungsi sebagai pencegah bagi Barat, tetapi tidak perlu menggunakan tentara Korea Utara untuk perang di Ukraina.
"Mengenai kemungkinan untuk menggunakan kemampuan masing-masing dalam konflik di Ukraina. Kami tidak meminta siapa pun untuk ini, tidak ada yang menawarkan ini kepada kami, oleh karena itu tidak perlu," kata Putin.
Amerika Serikat dan Ukraina mengatakan, Korea Utara telah menyediakan Rusia sejumlah besar peluru artileri dan rudal balistik, yang dibantah oleh Moskow dan Pyongyang.