Jelang Pilpres AS, Ini 3 Isu Ekonomi yang Harus Diwaspadai Investor

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Jelang Pilpres AS, Ini 3 Isu Ekonomi yang Harus Diwaspadai Investor

Ade Hapsari Lestarini • 5 November 2024 13:25

Washington: Menjelang pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat, banyak orang, terutama investor, mulai memperhatikan berbagai isu ekonomi yang bisa memengaruhi keputusan politik dan pasar.

Dalam situasi yang terus berubah ini, penting bagi mereka untuk memahami faktor-faktor ekonomi yang berpengaruh, dilansir World Economic Forum, Selasa, 5 November 2024.

Berikut adalah tiga isu ekonomi utama yang perlu diperhatikan oleh investor agar bisa membuat keputusan yang lebih baik saat menghadapi ketidakpastian.
 

1. Pemilu AS yang fokus pada pengaruh ekonomi global


Pemilihan presiden AS yang akan diadakan pada Selasa, 4 November, menjadi berita hangat dengan persaingan sengit antara Donald Trump dan Kamala Harris. Hasil pemilu ini diharapkan bisa berdampak besar pada pasar global dan kebijakan ekonomi, sehingga para investor berharap ada kejelasan untuk mengurangi ketidakpastian.

Beberapa momen penting yang perlu diperhatikan termasuk keputusan suku bunga dari Federal Reserve yang diperkirakan turun 25 basis poin dan rilis data perdagangan dari Tiongkok. Jika Trump menang, bisa jadi imbal hasil Treasury dan dolar akan menguat, sedangkan jika Harris yang menang, pasar mungkin akan bergerak ke arah yang berbeda.

Di pasar negara berkembang, Meksiko melihat peso mereka mengalami tekanan, sementara Brasil diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Negara-negara Eropa seperti Polandia dan Republik Ceko juga bersiap untuk mengumumkan keputusan suku bunga mereka.

 
Baca juga: Menimbang Peluang Kemenangan Harris dan Trump di Pilpres AS 2024
 

2. Prospek pertumbuhan ekonomi Jepang menurun karena ekspor melemah


Pemerintah Jepang telah memangkas proyeksi pertumbuhan PDB untuk tahun fiskal ini menjadi 0,7 persen dari sebelumnya 0,9 persen akibat melemahnya ekspor, menurut laporan Reuters.

Kantor Kabinet mengingatkan pentingnya tindakan untuk mendukung masyarakat berpendapatan rendah yang terkena dampak kenaikan harga. Meskipun proyeksi pertumbuhan untuk tahun fiskal depan tetap 1,2 persen, penurunan ini menunjukkan adanya tekanan dari permintaan global yang menurun dan konsumsi domestik yang lesu.

Sebagai langkah responsif, pemerintahan Perdana Menteri Shigeru Ishiba berencana meluncurkan paket pengeluaran besar untuk meringankan beban biaya hidup dan memperkuat perekonomian. Bank Sentral Jepang juga mengumumkan upah minimum diperkirakan akan naik rata-rata 5,1 persen untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2025, diharapkan dapat membantu mencapai target inflasi dua persen.


Wakil Presiden AS Kamala Harris (kanan) dalam acara debat dengan eks presiden Donald Trump pada September 2024. (EPA)
 

3. Ringkasan ekonomi global


Bank sentral Kolombia memilih untuk berhati-hati dalam memotong suku bunga karena risiko fiskal yang melemahkan peso, yang saat ini berada di titik terendah dalam lebih dari setahun. Mereka menurunkan suku bunga acuan menjadi 9,75 persen dengan suara 4-3.

Di AS, pertumbuhan lapangan kerja melambat pada Oktober, hanya menambah 12 ribu pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi 113 ribu. Namun, tingkat pengangguran tetap stabil di 4,1 persen, menunjukkan pasar tenaga kerja masih kuat.

Inflasi di zona euro naik menjadi dua persen pada Oktober, didorong oleh kenaikan harga layanan dan makanan. Di Tiongkok, harga rumah baru juga naik 0,29 persen dari bulan sebelumnya, menandakan dampak positif dari dukungan pemerintah.

Sementara itu, harga rumah di Inggris hanya meningkat tipis sebesar 0,1 persen pada Oktober, di bawah perkiraan, tetapi pasar tetap tangguh. Pengeluaran rumah tangga di Australia turun pada September, yang bisa membuat Bank Sentral Australia lebih berhati-hati dalam kebijakan mendatang.

Bank Nasional Swiss melaporkan laba sebesar 5,67 miliar franc Swiss untuk kuartal ketiga, didorong oleh kenaikan harga emas, yang telah naik lebih dari 31 persen tahun ini.

Menjelang pemilihan presiden di AS, investor fokus pada isu ekonomi yang dapat memengaruhi pasar. Hasil pemilu antara Donald Trump dan Kamala Harris diharapkan memberi kejelasan. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah suku bunga Federal Reserve dan data perdagangan Tiongkok.

Di Jepang, proyeksi pertumbuhan ekonomi menurun karena ekspor melemah, sementara Kolombia berhati-hati dalam menurunkan suku bunga. Inflasi di zona euro meningkat, dan pasar properti di Tiongkok menunjukkan perbaikan. (Nanda Sabrina Khumairoh)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)