Aktivitas Meningkat, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup

Gunung Slamet. Foto: MI/Akhmad Safuan

Aktivitas Meningkat, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup

Media Indonesia • 14 May 2024 12:55

Brebes: Aktivitas Gunung Slamet berada di lima daerah di Jawa Tengah meningkat dari level I (normal) menjadi level 2 (waspada), untuk sementara jalur pendakian ditutup dan gunung dikosongkan dengan para pendaki diturunkan.

Dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Gunung Slamet masih terlihat mengepulkan asap di bagian puncaknya, visual dan instrumental peralatan juga menunjukkan gerakan terjadinya getaran kegempaan yang terus naik turun.

Namun petani berada di lereng Gunung Slamet masih terlihat beraktivitas seperti biasanya dengan mengolah lahan dan merawat tanaman sayuran. Mereka seperti telah terbiasa menghadapi peningkatan level gunung berapi berada di daerah Pemalang, Tegal, Brebes, Banyumas dan Purbalingga tersebut.

"Kami sudah terbiasa menghadapi ini, sehingga kami tetap menggarap ladang meskipun ada getaran gempa yang kadang terasa serta cuaca dan suhu udara sedikit lebih panas," ujar Suryadi, 40, seorang petani sayuran di Kecamatan Pulosari, Pemalang.
 

Baca: Semeru Kembali Erupsi Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 600 Meter

Menurut Petugas Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang Muhamad Rusdi, aktivitas gunung berapi tersebut mengalami peningkatan, jalur pendakian ditutup sementara. Aktivitas warga di lereng gunung tersebut tetap berlangsung, namun dilarang memasuki hingga radius 2 kilometer dari puncak gunung.

Ketua Tim Pengamatan Gunung Api PVMBG Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan Gunung Slamet telah mengalami kenaikan status dari level I (normal) ke level 2 waspada sejak sebulan lalu, karena gunung tersebut mengalami peningkatan aktivitas kegempaan yang cukup intensif.

Pada periode 1-15 April 2024 lalu, lanjut Heruningtyas Desi Purnamasari, terjadi gempa embusan sebanyak 197 kali, kemudian periode 16-30 April 2024 intensitas gempa embusan meningkat sebanyak 701 kali dan 1-9 Mei 2024 terus meningkat menjadi 902 kali gempa embusan.

Selain gempa embusan, ungkap Heruningtyas Desi Purnamasari, amplitudo dari gempa tremor Gunung Slamet juga terus meningkat dari 0,5-3 milimeter pada periode 1-9 Mei 2024, kemudian meningkat mencapai 7 milimeter pada periode 10-11 Mei 2024.

"Akibat kondisi ini status baik dari level I ke level 2 dan Badan Geologi mengeluarkan rekomendasi menutup jalur pendakian," imbuhnya.

Sementara itu memasuki Minggu, 12 Mei  jalur pendakian Gunung Slamet baik melalui jalur Bambangan dan Kaliwadas (Purbalingga), jalur Cemara Sakti Pulosari dan jalur Gunung Malang Clekataan (Pemalang), Jalur Baturraden (Banyumas), Jalur Guci (Brebes) serta jalur Sawangan (Tegal) ditutup untuk sementara waktu. Sehingga ribuan pendaki yang sudah sampai di pintu masuk harus mengurungkan niatnya dan bahkan pendaki yang sudah berada di atas diturunkan.

"Jalur pendakian sementara ditutup dan yang sudah terlanjur berada di atas diturunkan karena adanya peringatan terhadap peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Slamet dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," kata Aryo, penjaga pos pendakian Gunung Slamet jalur Bambangan.

Berdasarkan data, demikian Aryo, di jalur Bambangan terdapat sekitar 500 pendaki yang harus turun karena peningkatan aktivitas gunung tersebut. Sedangkan seribuan pendaki urung baik karena gerbang jalur ditutup hingga waktu belum ditentukan. "Kami melibatkan tim SAR untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan aktivitas gunung," imbuhnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)