Prajurit Filipina dan AS mengikuti latihan militer gabungan. (EPA)
Medcom • 31 August 2024 14:20
Manila: Marinir Filipina baru-baru ini telah meluncurkan konsep baru yang dirancang khusus untuk memperkuat pertahanan kepulauan mereka. Upaya ini menandai pergeseran fokus dari operasi keamanan internal menuju penanganan ancaman eksternal yang lebih konvensional.
Sejalan dengan Konsep Pertahanan Kepulauan yang komprehensif, seluruh cabang Angkatan Bersenjata Filipina telah mengembangkan atau sedang menyusun rencana untuk menghadapi musuh konvensional.
Melansir dari Navalnews, Jumat, 30 Agustus 2024, konsep baru yang diperkenalkan disebut Littoral Response Group, digambarkan sebagai inisiatif strategis yang dirancang untuk respons cepat dan efektif dalam operasi pertahanan kepulauan.
Walau rincian spesifik belum dijelaskan secara rinci, konsep ini bertujuan memungkunkan Marinir Filipina beroperasi secara berkelanjutan di medan maritim dengan cara yang terdistribusi dan terhubung dalam jaringan, menjadi bagian dari kekuatan manuver Gabung Armada-Marinir.
Tawi-Tawi, provinsi paling selatan Filipina dan rumah bagi Brigade Marinir ke-2, baru-baru ini menerima Batalyon Keamanan Maritim pertama di kawasan ini. Meski terletak ratusan kilometer dari hotspot Laut China Selatan, pasukan Filipina di wilayah ini telah melakukan reorganisasi untuk operasi pertahanan teritorial.
Hal ini didorong oleh meningkatnya jumlah transit kapal Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok dan Penjaga Pantai Tiongkok di antara Samudra Pasifik dan Laut Sulu. Melalui Batalyon Keamanan Maritim, unit operasi Marinir yang baru, dan konsep Littoral Response Group, Marinir Filipina berusaha untuk kembali fokus pada misi maritim setelah bertahun-tahun berfokus pada kontra-pemberontakan berbasis darat.
Dalam upaya modernisasi ini, Marinir Filipina juga menjalin kerja sama dengan Korps Marinir asing untuk mendapatkan inspirasi dan bantuan. Salah satu mitra paling aktif adalah Korps Marinir Amerika Serikat, yang berbagi pengalaman melalui berbagai kegiatan pelatihan yang diadakan setiap tahun di wilayah Filipina.
Melalui kerja sama ini, Filipina juga mengamati formasi, taktik, dan peralatan terbaru AS yang difokuskan pada pemahaman wilayah maritim dan pertahanan pantai – aspek-aspek kunci yang juga menjadi fokus modernisasi Marinir Filipina.
Unit khusus yang disebut Coastal Defense Regiment telah dibentuk, yang didedikasikan untuk mengoperasikan rudal jelajah anti-kapal BrahMos dan sistem permukaan-ke-udara, mirip dengan beberapa komponen dari Marine Littoral Regiment Amerika.
Kerja sama antara Filipina dengan Marinir Kerajaan Inggris juga berpotensi berkembang di masa depan. Komandan Arturo G. Rojas menyatakan bahwa pasukannya sedang mempelajari rencana Future Commando Force dari Inggris untuk menentukan kelayakannya sebagai model baru.
Tidak jelas apakah konsep Kelompok Respons Pesisir Filipina ada hubungannya dengan peninjauan pasukan terhadap rencana Inggris, mengingat Angkatan Laut Kerajaan saat ini menjalankan dua formasi untuk operasi di Atlantik dan Indo-Pasifik. (Nithania Septianingsih)
Baca juga: Hindari Bentrokan, Filipina-Tiongkok Capai Kesepakatan Terkait Second Thomas Shoal