Ilustrasi salah satu industri pengolahan nonmigas dalam negeri - - Foto: dok Nissan.
Husen Miftahudin • 15 February 2024 12:02
Jakarta: Indonesia masih menjadi negara tujuan utama bagi para investor skala global untuk perluasan usaha di sektor industri. Adanya peningkatan realisasi investasi karena juga didukung oleh berbagai kebijakan strategis pemerintah yang pro bisnis melalui pemberian kemudahan izin dan fasilitas insentif.
"Selama periode 2014-2023, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas cenderung fluktuatif dengan tren peningkatan. Artinya, para investor masih melihat Indonesia sebagai lokasi yang sangat menarik dan menguntungkan untuk bisnisnya," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dikutip dari siaran pers, Kamis, 15 Februari 2024.
Menperin mengemukakan, apabila membandingkan kondisi 2014 dengan 2023, terlihat lonjakan tajam pada nilai investasi sektor industri pengolahan nonmigas, yaitu dari Rp186,79 triliun (2014) naik menjadi Rp565,25 triliun (2023).
"Secara kumulatif, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas selama 10 tahun (periode 2014-2023) sebesar Rp3.031,85 triliun," ungkap dia.
Meskipun dalam kondisi pandemi covid-19, para investor masih memiliki kepercayaan yang tinggi untuk merealisasikan investasinya di Indonesia. Terbukti, pada 2019 sampai 2023, nilai investasi di sektor industri manufaktur juga mengalami peningkatan yang signifikan.
"Investasi di sektor industri pada 2019 sebesar Rp213,44 triliun, naik menjadi Rp259,28 triliun di 2020, naik lagi sebesar Rp307,58 triliun di 2022, dan melonjak hingga Rp457,60 triliun pada 2022," sebut Agus.
Dari sisi pertumbuhannya, selama periode 2014-2023, yang mengalami kenaikan secara meroket adalah dari 2021 ke 2023 yang mencapai 48,77 persen. Kemudian disusul pada 2015-2016, yang tumbuh hingga 39,18 persen, dan 2014-2015 melesat sebesar 24,22 persen.
Menperin optimistis, peningkatan investasi di sektor industri manufaktur memiliki korelasi dengan kebijakan pemerintah dalam memacu hilirisasi sumber daya alam, khususnya sektor pertambangan.
"Artinya, pemerintah sangat konsisten sekali bahwa realisasi investasi tidak hanya didorong oleh sektor jasa, tetapi juga karena prospek membangun industri hilirnya sehingga dapat memperdalam struktur manufaktur kita agar bisa lebih berdaya saing," tutur dia.
Baca juga: Dukung Hilirisasi Mineral, PLN Tambah Daya untuk Smelter Freeport di Gresik