Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) memberikan penghargaan tertinggi kepada 20 Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terbaik. (Tangkapan Layar Metro TV)
Patrick Pinaria • 14 December 2025 00:19
Jakarta: Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) memberikan penghargaan tertinggi kepada 20 Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terbaik melalui Program SPPG Inspiradaya 2025. Penghargaan ini diberikan kepada SPPG yang dinilai berhasil mengintegrasikan layanan pemenuhan gizi dengan pemberdayaan komunitas, serta penguatan ekonomi lokal.
Puncak seleksi dan penganugerahan SPPG Inspiradaya berlangsung pada Selasa, 9 Desember 2025, pagi hari. Program ini menjadi bentuk apresiasi terhadap SPPG yang mampu membangun jejaring ekonomi dan sosial melalui kolaborasi dengan petani, pelaku UMKM, serta koperasi lokal di wilayah masing-masing.
Dari total 110 SPPG yang mendaftar, sebanyak 20 SPPG terpilih sebagai penerima penghargaan. Ke-20 SPPG tersebut dinilai unggul dalam inovasi, penguatan rantai pasok pangan lokal, serta penyerapan tenaga kerja di tingkat komunitas. SPPG terpilih juga ditetapkan sebagai rujukan nasional dalam praktik pemberdayaan berbasis pangan lokal.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, memastikan SPPG yang terpilih akan mendapatkan pendampingan dan pembinaan berkelanjutan agar praktik baik yang telah dijalankan dapat direplikasi di daerah lain.
"Yang menjadi dorongan kita adalah agar seluruh dapur MBG di seluruh tanah air, yang pertama, menggunakan produktivitas komunitas di sekitarnya, termasuk SPPG-nya. Jangan sekali-kali produksi MBG menggunakan bahan impor. Masih banyak yang menggunakan tepung, padahal tepung itu impor. Karbohidrat bisa diciptakan dari produktivitas lokal masing-masing," ujar Muhaimin dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, 10 Desember 2025.
Ia menambahkan, 20 SPPG terpilih diharapkan dapat menjadi contoh bagi SPPG lainnya di seluruh Indonesia.
"Kalau hari ini belum melaksanakan itu, tolong 20 ini menjadi contoh. Kalau setahun ini dianggap sebagai penyesuaian, tidak apa-apa, tetapi ke depan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada satu pun bahan impor dalam pelaksanaan produksi Makan Bergizi Gratis," tegasnya.