Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani. MI/Insi Nantika Jelita
Eko Nordiansyah • 26 November 2025 13:13
Tangerang Selatan: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan proyek hilirisasi kelapa yang merupakan investasi dari Tiongkok mampu memberi nilai tambah yang lebih luas bagi Indonesia.
Nilai tambah tersebut, menurut Rosan, berbentuk penyerapan 5.000 hingga 10 ribu tenaga kerja hingga produk-produk turunan kelapa yang sangat variatif.
“Untuk tahun pertama, penyerapan tenaga kerjanya 5.000 orang. Nanti kalau sudah tahun depan, penyerapan kerjanya sampai 10 ribu orang, dan ini produk turunannya sangat banyak,” kata Rosan di sela-sela acara Kompas100 CEO Forum di Indonesia Convention Center (ICE) BSD, Tangerang Selatan, dikutip dari Antara, Rabu, 26 November 2025.
“Nah ini yang kita lakukan biar value added-nya itu ada di kita. Nilai tambahnya ada di kita, penciptaan lapangan kerjanya ada di kita,” ujar dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan nilai investasi hilirisasi kelapa yang sudah masuk mencapai USD100 juta atau sekitar Rp1,65 triliun.
“Memang dari investasinya jika dibandingkan mineral memang jauh (lebih kecil), di perkebunan ini mungkin relatif lebih kecil. Angkanya yang saya sampaikan yang masuk ini USD100 juta, tapi penyerapan kerjanya bisa sampai 10 ribu orang. Itu kan sangat besar,” ujar dia.

(Ilustrasi. Foto: Dok istimewa)
Selain itu, Rosan yang juga merupakan CEO Danantara itu mengatakan hilirisasi komoditas termasuk kelapa penting demi menciptakan nilai tambah atau nilai tukar bagi petani di berbagai daerah penghasil komoditas tersebut.
Komoditas kelapa, lanjutnya, sangat menarik karena memiliki nilai tambah tinggi jika diolah melalui proses hilirisasi secara optimal.
“Tadinya kelapa kita itu diekspor ke Tiongkok, mereka menghitung biaya logistik, jadi harga jual petaninya itu rendah, kurang baik. Nah itulah yang kita yakinkan mereka mau investasi di sini sehingga harga jual kelapanya para petani bisa menjadi lebih tinggi, karena tidak ada lagi biaya logistik yang mesti dikirimkan,” kata Rosan.
"Selain itu, penyerapan kelapanya (dari proyek hilirisasi) per tahun itu 500 juta butir per tahun untuk yang satu proyek yang sudah berjalan, dan Insya-Allah tahun ini selesai," ujar dia.