Surplus Perdagangan Indonesia Mengecil

Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus perdagangan Indonesia pada Mei menyempit ke level terkecil dalam tiga tahun di tengah melonjaknya impor. Ekspor negara kaya sumber daya tahun lalu melonjak ke rekor tertinggi dalam sejarah karena kenaikan harga komoditas global.

Melansir Channel News Asia, Kamis, 15 Juni 2023, harga komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit telah mereda, mendorong para pembuat kebijakan dan ekonom memperkirakan surplus perdagangan di ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu akan menyusut dan pertumbuhan ekonomi akan melambat tahun ini.

Pada Mei, Indonesia melaporkan surplus sekitar USD440 juta, terkecil sejak April 2020, jauh lebih kecil dari perkiraan surplus ekonom sebesar USD3,02 miliar dalam jajak pendapat Reuters dan surplus USD3,94 miliar yang tercatat pada April.

Impor bulan lalu bernilai USD21,28 miliar, naik 14,35 persen dalam skala tahunan. Jajak pendapat tersebut memperkirakan penurunan tahunan sebesar 11 persen. Ada peningkatan tahunan lebih dari 60 persen dalam impor barang modal di Mei.

Indonesia mengekspor barang senilai USD21,72 miliar pada Mei, naik 0,96 persen secara tahunan dari bulan yang sama tahun sebelumnya, dibandingkan dengan penurunan tahunan sebesar 8,7 persen yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat tersebut.