Armenia tuduh Azerbaijan lakukan pembantaian etnis di Nagorno-Karabakh. (AP)
Yerevan: Armenia memperingatkan PBB bahwa Azerbaijan tengah melakukan 'pembersihan etnis' dan kejahatan kemanusiaan. Mereka menyampaikan hal ini usai operasi militer Azerbaijan terjadi di wilayah Nagorno-Karabakh.
Berbicara di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Duta Besar Armenia Andranik Hovhannisyan mengenang bahwa negaranya sebelumnya telah memperingatkan akan terjadinya “pembersihan etnis” di Nagorno-Karabakh. Ia menekankan, sekarang hal tersebut sedang berlangsung.
"Warga sipil di Nagorno-Karabakh terjebak dan mereka tidak punya cara untuk mengungsi karena Azerbaijan terus memblokir satu-satunya jalur penyelamat yang menghubungkan dengan Armenia," kata Hovhannisyan, dilansir dari AFP, Kamis, 21 September 2023.
"Ini bukan sekadar situasi konflik, ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan harus diperlakukan seperti itu," imbuhnya.
Komentarnya muncul ketika separatis Armenia dari wilayah yang disengketakan bergabung dalam pembicaraan damai dengan Azerbaijan pada hari Kamis, setelah setuju untuk meletakkan senjata mereka menyusul operasi militer Azerbaijan.
Baku mengatakan, pihaknya telah mendapatkan kembali kendali atas wilayah tersebut untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Kelompok separatis setuju untuk melucuti senjata mereka dalam menghadapi bentrokan yang menurut mereka menewaskan 200 orang.
Saat berpidato di depan Dewan Hak Asasi Manusia, perwakilan Azerbaijan Dilara Abdullayeva menekankan bahwa negaranya telah "dipaksa untuk mengambil langkah-langkah kontraterorisme lokal," dan menegaskan bahwa negaranya "secara eksklusif menargetkan formasi dan benteng militer ilegal".
Sejak runtuhnya Uni Soviet, Armenia dan Azerbaijan telah berperang dua kali memperebutkan wilayah tersebut.
Konflik bertahun-tahun telah ditandai dengan pelanggaran yang dilakukan kedua belah pihak, dan ada kekhawatiran akan adanya krisis pengungsi baru karena penduduk Armenia di Karabakh khawatir akan dipaksa keluar.