Polisi Prancis menghadapi serangan kembang api warga dalam demonstrasi Nanterre dekat Paris. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 10 July 2023 21:07
Paris: Pemerintah Prancis memutuskan untuk melarang penjualan, kepemilikan, dan pengangkutan kembang api selama libur akhir pekan nasional dalam memperingati Hari Bastille pada 14 Juli mendatang.
Larangan tidak berlaku untuk kaum profesional atau pemerintah kota yang menyelenggarakan pesta kembang api tradisional untuk perayaan Hari Bastille.
Keputusan itu diterbitkan dalam Official Journal pada hari Minggu kemarin.
"Untuk mencegah risiko gangguan serius terhadap ketertiban umum selama perayaan 14 Juli, penjualan, kepemilikan, pengangkutan, dan penggunaan barang piroteknik dan kembang api dilarang hingga 15 Juli secara inklusif," bunyi keputusan tersebut, dikutip dari laman rfi.fr, Senin, 10 Juli 2023.
Kembang api adalah salah satu senjata pilihan selama kerusuhan di Prancis yang meletus setelah seorang polisi menembak mati remaja berusia 17 tahun di Nanterre, dekat Paris pada 27 Juni lalu.
Gelombang bentrokan dan kekerasan tersebut mengobarkan kembali rasa frustrasi serta tuduhan rasisme sistemik kelompok minoritas Prancis terhadap aparat keamanan.
Khawatir tentang kemungkinan meletusnya kembali kerusuhan, Perdana Menteri Elisabeth Borne mengatakan kepada harian Le Parisien pada Sabtu kemarin bahwa pemerintah akan mengerahkan "cara besar-besaran untuk melindungi Prancis" selama hari libur nasional.
Pembunuhan polisi terhadap Nahel M., remaja Prancis keturunan Aljazair, memicu kekerasan perkotaan terburuk di Prancis sejak 2005.
Lebih dari 3.700 orang telah ditahan polisi sehubungan dengan aksi protes kematian Nahel, termasuk setidaknya 1.160 anak di bawah umur, menurut data resmi pemerintah.
Baca juga: Komite PBB Serukan Prancis Selidiki Penuh Pembunuhan Remaja Nahel oleh Polisi