Pegasus (Sumber: Kaspersky)
Media Indonesia • 28 June 2023 17:42
Jakarta: TNI mengaku belum mengetahui terkait Pegasus, alat sadap milik perusahaan NSO Group asal Israel. Alat sadap itu disebut sudah masuk ke Indonesia sejak 2018.
“Saya kurang paham tentang itu, mohon ke Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” terang Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono kepada Media Indonesia, Rabu, 28 Juni 2023.
Sikap serupa juga disampaikan Komisi I DPR. Anggota Komisi I TB Hasanuddin mengatakan komisinya belum mengetahui terkait pembelian alat sadap asal Israel tersebut.
"Kami belum mengetahui soal ini," ujarnya saat dihubungi, Rabu, 28 Juni 2023.
Dia belum bisa berkomentar apapun, termasuk kemungkinan penggunaan alat sadap tersebut. Hal ini akan ditanyakan kepada Badan Intelijen Negara (BIN) saat rapat kerja bersama DPR.
Informasi serupa disampaikan anggota Komisi I Bobby Adhityo Rizaldi. Keterbatasan informasi soal belanja mitra kerja karena putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Tahun 2014.
DPR, kata dia, tidak membahas anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sampai satuan tiga secara terperinci. Sehingga, informasi belanja mitra kerja tak diketahui, termasuk pembelian Pegasus.
?"Jadi kami tidak mengetahui apa jenis alat sadap yang dibeli pemerintah," kata Bobby.
Diketahui, Konsorsium Indonesialeaks menerbitkan laporan perihal Pegasus, alat sadap milik perusahaan NSO Group asal Israel, masuk ke Indonesia sejak 2018.
Alat itu diduga pernah dipakai Polri dan Badan Intelijen Negara. Pegasus digunakan untuk keperluan keamanan, terutama pada kejahatan luar biasa seperti korupsi, terorisme, narkoba.
Indonesialeaks menemukan fakta bahwa alat sadap ini tidak hanya untuk keamanan, tapi juga digunakan untuk kepentingan politik, khususnya pada Pemilu 2019. (MI/Yakub)