Ilustrasi kondom. Pexel
Roni Kurniawan • 30 May 2023 13:30
Bandung: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data penyakit kelamin sifilis atau raja singa nasional periode 2018-2022. Provinsi Jawa Barat menjadi yang kedua tertinggi kasus tersebut.
Berdasarkan data Kemenkes, banyaknya kasus di Jabar karena tertib dalam melakukan testing kasus sifilis sejak 2018-2022. Terdapat 305.816 testing dan ditemukan 3.186 kasus positif sifilis di Jabar, serta 1.500 di antaranya mendapatkan pengobatan.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Rochady HS. Wibawa mengatakan, kasus raja singa di Jabar dirasakanya seperti gunung es. Terlebih jumlah penduduk di Jabar saat ini mencapai 52 juta jiwa.
"Melihat Penduduk Jabar 52 juta mah, segitu mah sedikit. Sebetulnya data itu puncak gunung es, memang perlu diwaspadai, kita dapatkan data berdasarkan hasil pemeriksaan, hasilnya 3 ribu itu, itu kan berdasarkan kumulatif juga karena bisa sembuh juga," ujar Rochady di Bandung, Selasa, 30 Mei 2023.
Menurut Rochady, pihaknya terus melakukan pendataan dan skrining kepada masyarakat terhadap penyakit ini. Akan tetapi, banyak masyarakat yang tidak melaporkan atau sadar diri dan lebih memilih berobat secara pribadi setelah dinyatakan positif.
"Ada juga yang tidak melaporkan, berobat sendiri juga banyak. Ini sama aja dengan AIDS, ada yang tidak terdata berobat sendiri," sahutnya.
Sementara itu, diakui Rochady skrining juga dilakukan di beberapa lokasi tertentu yang ada di kabupaten dan kota di Jabar. Salah satunya di Kota Bandung, skrining dilakukan di wilayah-wilayah yang dicurigai oleh Dinkes Jabar.
"Daerah lokalisasi, misalnya daerah lokalisasi kan belum tentu orang asli Pasirkaliki, kalau kita mengambil sampel itu, misal daerah Saritem, gang semen, kalau kita ke mal tentu ga mau. Mereka datang dari berbagai arah, mungkin luar kota, data di Jabar ini menjadi satu perhatian," ungkapnya.