Potensi Bullish di Pasar Kripto Jelang Akhir Tahun

Aset kripto. Foto: Unsplash.

Potensi Bullish di Pasar Kripto Jelang Akhir Tahun

27 September 2023 20:58

Jakarta: Pasar kripto masih terpantau melemah sepanjang bulan September. Berdasarkan Coinmarketcap, Rabu pagi, 27 September 2023, Bitcoin (BTC) melemah 3,72 persen sepekan. Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD26,300 per koin atau setara Rp406,3 juta (asumsi kurs Rp15.499 per USD.

Sementara Ethereum (ETH) melemah 3,02 persen sepekan, berada di level Rp 24,6 juta per koin. Selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali memerah. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah 2,20 persen sepekan. Hal itu membuat BNB di level harga Rp3,2 juta per koin.

Crypto Analyst Reku Afid Sugiono menyatakan kondisi ini bukan hanya terjadi di pasar kripto, namun juga di pasar saham secara global.

“S&P 500 dalam satu pekan terakhir mengalami penurunan sebesar 2.43 persen. Penurunan serupa juga dialami oleh NASDAQ sebesar minus 4,63 persen,” jelas Afid dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 27 September 2023.

Sementara di pasar kripto, keputusan The Fed terkait suku bunga juga ikut mempengaruhi.
Dia mengatakan masih ada potensi kenaikan suku bunga di tahun ini. "Jika keputusan itu terjadi, pasar kripto perlu bersiap mengalami fase bearish jangka pendek,” kata Afid.

Lebih dari itu, Afid melanjutkan, sepanjang tahun 2023 ini harga Bitcoin juga sangat dipengaruhi spekulasi seputar ETF Bitcoin Spot oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). 

Potensi bullish akhir tahun

Secara historis, tren pelemahan di bulan September ini terjadi di pasar kripto sejak empat tahun terakhir. Walaupun demikian, analisa historis juga menunjukkan ada potensi penguatan pasar di akhir tahun.

“Secara historis, Bitcoin menghasilkan return positif pada kuartal keempat dan itu dapat membatasi tekanan jual investor. Hal ini terlihat pada Kuartal empat tahun 2013 hingga 2022, pasar kripto mengalami kenaikan dengan rata-rata 22,35 persen di September dan 50,61 persen di Oktober. Walau demikian, kita masih perlu melihat kondisi pasar kedepannya,” kata Afid.

Kondisi tersebut juga bisa menjadi peluang positif bagi investor jangka menengah. Dia mengambil contoh Bitcoin, melansir laporan Glassnode, bahwa saat ini 70 persen investor Bitcoin merupakan investor jangka menengah hingga panjang dengan periode penyimpanan selama lebih dari 115 hari atau sekitar lima bulan.

"Mengingat halving Bitcoin yang diproyeksi terjadi di April 2024, investor masih memiliki waktu untuk menumbuhkan asetnya hingga momen empat tahunan itu tiba,” tambah Afid.

Selain dari analisa historis dan proyeksi halving, sentimen lain yang berpotensi menjadi katalis pemulihan Bitcoin adalah keputusan MicroStrategy, sebuah perusahaan publik global, yang baru-baru ini mengakumulasi Bitcoin sebesar 5,445 token dengan harga sekitar USD 147,3 juta.

“Ini turut menumbuhkan optimisme pasar terhadap Bitcoin yang juga berpotensi untuk meningkatkan kepercayaan publik untuk tetap menginvestasikan dananya ke Bitcoin dan tidak terkecuali di aset kripto lainnya,” ungkap Afid.

Gunakan uang dingin

Di kondisi saat ini, investor tetap dihimbau untuk bijak mengalokasikan dana investasinya.

“Tetap gunakan uang dingin dalam berinvestasi sambil memantau kondisi pasar. Investor juga bisa memanfaatkan strategi menabung rutin atau Dollar Cost Averaging (DCA) agar konsisten berinvestasi,” imbuh Afid.

Investor jangka menengah dan panjang juga bisa memanfaatkan staking sebagai upaya untuk mendapatkan pendapatan pasif.

“Staking merupakan alternatif berinvestasi selain holding aset kripto. Dengan melakukan staking, investor memungkinkan untuk mendapatkan pendapatan pasif berupa rewards atas kontribusinya mengembangkan teknologi blockchain," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com