Konferensi pers PT. Platinum Wahab Nusantara. Foto: Istimewa.
Jakarta: Permintaan daging sapi di Indonesia dinilai menunjukkan tren positif. Beberapa faktor menjadi penyebabnya, seperti dominasi penduduk usia produktif, pertumbuhan kelas menengah, hingga peran substansial daging sapi sebagai sumber protein hewani utama.
Hal ini disampaikan Direktur Utama PT. Platinum Wahab Nusantara Maulana Hakim. Tren tersebut membuat perusahaan yang menaungi jenama Teguk itu coba menambah lini bisnis baru lewat jenama Evenbi, Redie, dan merek-merek lainnya, yang bergerak di bidang frozen food.
Pemilihan frozen meat and processing food sebagai langkah bisnis selanjutnya bukan tanpa alasan. Maulana menjelaskan jika saat ini Indonesia memiliki kelas menengah terbesar di Asia Tenggara.
"Namun, sejauh ini konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia masih rendah dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ruang pertumbuhan masih cukup besar," kata Maulana, dalam siaran pers yang diterima, Minggu, 14 Desember 2025.
Menurut Maulana, di tahap pertama, perseroan akan melakukan pemasaran daging beku juga produk olahan daging. Sementara di tahap selanjutnya, akan berekspansi membangun fasilitas produksi makanan olahan dengan memanfaatkan lahan seluas 18.585 meter persegi di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Ekspansi production and processing plant ini akan dilakukan di tahun 2026. Lokasi ini juga akan difasilitasi dengan cold storage berstandar keamanan pangan," ujar Maulana.
Jalin kerja sama dengan produsen lainnya
Dalam membangun lini bisnis
frozen meat dan
processing food, perusahaan ini tengah memperluas kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi daging beku dan daging slice.
Tidak hanya itu, perusahaan yang mencatatkan saham BEI sejak 2023 ini juga akan menjalin kerja sama dengan produsen dimsum, bakso, hingga produsen otak-otak.
"Yang pasti, standar perusahaan yang akan bekerja sama dengan kami sudah memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV), Sertifikat Halal, Standar CPPOB, dan legalitas Badan POM," kata Maulana.
Ia tak menampik produk dari lini baru ini akan hadir di gerai Teguk. Terlebih, kini Teguk tidak hanya menjual minuman, tetapi juga menghadirkan menu makanan yang membutuhkan juga pasokan makanan olahan.
Ilustrasi. Dok Freepik.
Bagaimana kabar Teguk?
Langkah penggarapan lini baru ini tidak akan mengubah fokus perseroan terhadap pengembangan Teguk, sebagai jenama FnB terbesar mereka saat ini. Perseroan kini justru tengah mengembangkan Teguk dengan fokus pada inovasi, efisiensi operasional, dan penetrasi pasar yang semakin relevan.
"Fokus utama kami untuk Teguk ada di pengembangan brand, konsep baru outlet, inovasi menu, standarisasi dan efisiensi operasional, serta meningkatkan profitabilitas outlet," ujar Maulana.
Hal tersebut terbukti dengan keputusan Teguk pada 2025, yakni mengenalkan produk kopi sebagai menu yang relevan dengan pasar saat ini.
Kini, gerai Teguk telah hadir di berbagai tempat khususnya di Jabodetabek. Selain itu, sejumlah lokasi pengembangan juga telah disiapkan di kota sekunder lapis kedua, yang kelak menjadi kesempatan bagi Teguk untuk melakukan ekspansi gerai di masa mendatang.
"Kami ada rencana ekspansi gerai baru di kota sekunder lapis kedua," tutur Maulana.