Ilustrasi petani. Foto: dok MI/Amiruddin.
Ade Hapsari Lestarini • 8 December 2025 18:08
Jakarta: Pemerintah akan mengumumkan swasembada beras dan jagung pada akhir 2025 sebagai tonggak penting ketahanan pangan nasional. Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut produksi padi diproyeksi melonjak dari sekitar 30 juta ton pada 2024 menjadi 34,7 juta ton pada 2025.
"(Swasembada) komoditas beras dan jagung. Iya (swasembada beras dan jagung) di akhir tahun. Nanti biar Pak Mentan (Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman) yang umumkan," kata Zulhas ditemui di Jakarta, dilansir Antara, Senin, 8 Desember 2025.
Selain itu, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog telah mencapai empat juta ton - terbesar dalam sejarah - sehingga konsumsi beras domestik dipastikan terpenuhi tanpa perlu impor.
Meski demikian, Zulhas menjelaskan impor tidak serta-merta dihentikan sepenuhnya. Impor tetap dibuka untuk segmen khusus seperti beras Jepang, industri, maupun kebutuhan medis. Namun, beras konsumsi utama masyarakat dipastikan tidak lagi diimpor.
"Tapi tetap ada yang diimpor, misalnya itu ada beras Jepang, itu orang (Jepang) makan katanya susah kalau pakai beras kita. Ada juga yang industri, ada juga beras katanya untuk orang sakit, beras basmati, apapun itu lah. Tapi yang kita makan, yang biasa kita impor, tidak diimpor lagi," tegas dia.

Terkait jagung, Zulhas menegaskan produksi domestik telah mencukupi kebutuhan pangan dan pakan, sehingga mendorong stabilitas pada sektor telur dan ayam serta memperkuat daya saing nasional. Ke depan, pemerintah akan memperluas fokus ketahanan pangan dengan memasukkan sektor perikanan sebagai prioritas selanjutnya. Strategi ini termasuk optimalisasi sumber daya, adopsi mekanisasi dan teknologi modern untuk menjaga produktivitas tinggi dan kemandirian pangan jangka panjang.
Zulhas menegaskan impor akan dihentikan. Namun beberapa bahan seperti gandum kedelai dan gula masih diperlukan, karena keterbatasan kapasitas produksi nasional saat ini secara bertahap. Sementara untuk garam, pemerintah optimistis swasembada dapat diraih sekitar 2027 melalui peningkatan teknologi produksi dan perluasan kawasan sehingga ketergantungan impor perlahan ditekan konsisten berkelanjutan nasional terpadu jangka panjang demi kemandirian pangan.
Strategi besar pemerintah menitikberatkan optimalisasi sumber daya yang ada, serta pembangunan baru berbasis mekanisasi dan teknologi modern, agar produktivitas tinggi, sehingga Indonesia secara kokoh mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan.