Posko Tanggap Bencana di Malang Siaga 24 Jam Hadapi Ancaman Banjir

Peninjauan Posko Tanggap Bencana di Jalan Letjen S. Parman, Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kamis 11 Desember 2025. Metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq

Posko Tanggap Bencana di Malang Siaga 24 Jam Hadapi Ancaman Banjir

Daviq Umar Al Faruq • 12 December 2025 09:35

Malang: Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bersama Polresta Malang Kota memperketat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Hal itu ditandai dengan peninjauan Posko Tanggap Bencana di Jalan Letjen S. Parman, Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kamis, 11 Desember 2025.

Langkah tersebut menjadi prioritas setelah dua kecamatan, yakni Blimbing dan Lowokwaru, tercatat sebagai wilayah terdampak paling berat saat curah hujan ekstrem melanda Kota Malang, beberapa waktu lalu.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menegaskan posko bencana dibangun bukan sekadar pusat kendali, tetapi menjadi simbol kehadiran pemerintah di wilayah rawan bencana. Ia memastikan seluruh unsur gabungan siaga penuh selama 24 jam.

"Posko ini menjadi bagian dari upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana, khususnya setelah tingginya curah hujan yang memicu genangan di sejumlah titik Kota Malang," ujar Wahyu.
 


Wahyu menambahkan, kolaborasi lintas instansi kini berada pada level siaga tinggi. Polresta Malang Kota, Kodim 0833, BPBD, relawan, hingga PMI dikerahkan untuk mempercepat respons jika bencana kembali terjadi.

“Posko ini siaga 24 jam, didukung Polresta Malang Kota, Kodim, BPBD, dan seluruh sarana prasarana lainnya. Tenaga-tenaga yang diterjunkan juga sudah terlatih. Jadi kalau ada kejadian, kami siap dengan langkah-langkah penanganan,” terang Wahyu.

Meski Blimbing dan Lowokwaru menjadi prioritas awal, Pemkot memastikan kecamatan lain juga dapat diaktifkan sewaktu-waktu. Termasuk Kecamatan Kedungkandang yang mulai menunjukkan peningkatan risiko karena debit Sungai Amprong semakin tinggi.

“Setelah ini yang harus segera kita siapkan adalah Posko Bencana di Kecamatan Kedungkandang karena Sungai Amprong sudah mulai tinggi, dan kondisinya berbeda dengan Blimbing serta Lowokwaru,” jelas Wahyu.


Peninjauan Posko Tanggap Bencana di Jalan Letjen S. Parman, Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kamis 11 Desember 2025. Metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq


Wahyu menerangkan, karakter ancaman di setiap wilayah berbeda. Banjir di Blimbing dan Lowokwaru dipicu aliran air dari arah barat, sementara Kedungkandang mendapat kiriman air dari wilayah timur.

“Kalau di wilayah atas timur hujan deras, Sungai Amprong otomatis melimpas ke Malang. Tahun lalu sempat tinggi, dan kami sudah koordinasi dengan balai untuk antisipasinya,” tutur Wahyu.

Pria yang akrab disapa Pak Mbois itu berharap keberadaan posko mampu memperkecil waktu respon dan mempercepat tindakan di lapangan. “Posko ini mendekatkan kami ke titik rawan agar respons lebih cepat. Kami siaga 24 jam dengan sistem shift. Semua tenaga siap jika terjadi bencana,” tegas Wahyu.


Peninjauan Posko Tanggap Bencana di Jalan Letjen S. Parman, Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kamis 11 Desember 2025. Metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq


Di sisi lain, Kapolresta Malang Kota, Kombes Nanang Haryono, memastikan dukungan penuh dari kepolisian dalam pengamanan dan pengoperasian posko. Ia menyebut pihaknya menerapkan sistem pengamanan tiga shift setiap hari.

“Setiap pos diisi delapan personel, dibagi tiga shift setiap delapan jam. Jadi total 24 personel per hari," ujar Nanang.

Seluruh personel yang bertugas merupakan anggota dengan latar belakang satuan Brimob. Mereka memiliki kemampuan khusus dalam penanganan bencana.

"Jadi, mereka yang bertugas di posko bencana ini memiliki kemampuan lebih dalam penyelamatan hingga operasi search and rescue," pungkas Nanang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Silvana Febiari)