Menteri Kebudayaan Fadli Zon dengan latar belakang patung Leo Tolstoy. Foto: Metrotvnews.com
Muhammad Reyhansyah • 3 December 2025 14:34
Depok: Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyebut sastra Rusia sebagai salah satu tradisi sastra terbaik di dunia. Hal itu ia sampaikan saat membuka peresmian Monumen Patung Lev Tolstoy di Universitas Indonesia (UI), Rabu, 3 Desember 2025. Acara ini digelar untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Rusia sekaligus ulang tahun ke-86 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI.
Fadli menyebut era sastra Rusia abad ke-19 sebagai puncak keemasan yang tak hanya membentuk fondasi kesusastraan Rusia, tetapi juga menjadi salah satu tonggak sastra dunia.
“Pada abad ke-19, Rusia punya sastrawan besar seperti Tolstoy, Dostoevsky, Lermontov, Pushkin, dan Gogol. Itu masa golden age, puncak keemasan sastra Rusia, bahkan sastra dunia,” ujarnya.
Fadli menyampaikan pandangan eksplisit bahwa sastra Rusia menempati posisi istimewa dalam sejarah kesusastraan global.
“Karya-karya sastra Rusia termasuk yang terbaik dari sastra dunia. Bahkan saya sering menyampaikan di publik, meskipun bisa saja ada yang berbeda pendapat, salah satu sastra terbaik di dunia adalah sastra Rusia, di samping sastra Indonesia,” kata Fadli.
Fadli juga menekankan bahwa monumen patung Tolstoy yang diresmikan di UI bukan sekadar karya seni, melainkan simbol diplomasi budaya yang memperkuat hubungan people-to-people Indonesia–Rusia.
Patung perunggu tersebut merupakan karya pematung Alexei Leonov dan dihadiahkan kepada UI oleh Dialogue of Cultures – United World bekerja sama dengan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta.
Ia mengungkapkan harapannya agar kerja sama budaya antara kedua negara terus berkembang. Indonesia bahkan menyiapkan rencana untuk menghadiahkan patung Chairil Anwar kepada universitas di Rusia, seperti Moscow State University atau St. Petersburg State University.
“Kami berharap kolaborasi ini berlanjut, termasuk di bidang budaya populer seperti film, musik, museum, dan pelestarian cagar budaya,” ujarnya.
Acara peresmian monumen Tolstoy diakhiri dengan rangkaian agenda kebudayaan yang melibatkan akademisi, mahasiswa, dan perwakilan lembaga kebudayaan Indonesia dan Rusia, menandai semakin eratnya hubungan kedua negara di ranah seni dan sastra.