BNPB Terjunkan Tim Drone Petakan Potensi Bencana Susulan di Sumbar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi banjir bandang di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar). Dok. Setpres

BNPB Terjunkan Tim Drone Petakan Potensi Bencana Susulan di Sumbar

Media Indonesia • 27 May 2024 17:53

Padang: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan tim drone guna melakukan pemetaan yang lebih luas terhadap area terdampak galodo Sumatra Barat sekaligus memetakan potensi bencana susulan yang mungkin terjadi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, tim drone yang terdiri dari dua orang personel dari Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB bersama dengan satu orang pilot drone dari Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) dan satu orang pilot dari Sky Volunteer menerbangkan tiga pesawat tanpa awak (drone) berjenis tetracopter Autel Evo II. Tetracopter merupakan pesawat tanpa awak dengan empat baling-baling.

"Giat pemetaan kali ini tim bergerak menuju lereng Gunungapi Marapi di sisi Kabupaten Tanah Datar dengan titik fokus di wilayah Sungai Jambu, Pasir Lawas, dan Sigarunggung. Aliran sungai yang berhulu ke Marapi di tiga wilayah ini disinyalir terdapat material batuan yang mengganjal dan berpotensi menghambat jalannya aliran air," jelasnya, Senin, 27 Juni 2024.

Sebelumnya, BNPB besama dengan perwakilan Forkopimda Tanah Datar telah melakukan pemantauan udara dengan menggunakan helikopter di tiga titik lokasi ini namun tidak mencapai hasil yang maksimal karena kendala cuaca.
 

Baca: Jokowi: Santunan Korban Banjir Bandang di Sumbar Segera Diberikan

Area pemetaan yang digunakan kali ini secara umum mengacu pada wilayah kerja yang sudah disiapkan berdasarkan hasil analisis dan laporan area terdampak yang dapat dicek melalui portal inaRisk (https://inarisk.bnpb.go.id/tanggapdarurat_sumbar)

"Dengan keadaan cuaca mendung disertai gerimis ringan, pada operasi drone kemarin, tim berhasil menerbangkan pesawat nirawak berwarna oranye hingga ketinggian 200 meter yang mencakup area seluas 40 hektare," ungkap Abdul.

Hasil pemantauan visual yang didapatkan kali ini antara lain belum ditemukannya batu besar yang akan berpotensi menjadi blocking aliran air pada alur Sungai Jambu, Pasir Lawas, dan Sigarunggung.

Menurutnya, tindak lanjut hasil pemetaan, akan menjadi acuan untuk pelaksanaan upaya penanganan darurat sesuai empat kesepakatan langkah lanjutan penanganan banjir lahar hujan di Sumatra Barat yaitu normalisasi aliran sungai, pemasangan unit early warning system (EWS), demolish, dan pembangunan sabo dam.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)