100 Orang Ditangkap dalam Protes Pro-Palestina di Columbia University

Kondisi kamp solidaritas Palestina di area kampus Columbia University di New York, AS, 17 April 2024. (Azad Essa/MEE)

100 Orang Ditangkap dalam Protes Pro-Palestina di Columbia University

Willy Haryono • 1 May 2024 11:49

New York: Kepolisian New York, Amerika Serikat (AS), telah menahan lebih dari 100 mahasiswa, staf dan aktivis dalam aksi protes pro-Palestina di area kampus Columbia University pada Selasa kemarin.

Polisi datang usai mendapat panggilan dari Columbia University yang meminta aparat keamanan mengakhiri aksi duduk yang dilakukan sekelompok mahasiswa dalam gerakan protes Student Spring -- yang telah melanda universitas-universitas di AS dan sekitarnya.

Melansir dari TRT World pada Rabu, 1 Mei 2024, penangkapan terjadi pada Selasa malam, tak lama setelah pukul 21.00 waktu setempat. Polisi, yang mengenakan helm dan membawa zip tie serta tameng antihuru-hara, memasuki Columbia University yang merupakan salah satu universitas Ivy League.

Petugas menerobos Hamilton Hall, gedung administrasi di kampus, untuk membersihkan bangunan tersebut. Aula tersebut secara simbolis diganti namanya oleh para pengunjuk rasa menjadi "Aula Hind" untuk mengenang gadis Palestina berusia enam tahun bernama Hind Rajab yang dilaporkan ditembak mati pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza.

Terlihat barisan panjang petugas polisi masuk ke dalam gedung melalui jendela lantai dua, menggunakan kendaraan dengan tangga untuk mengakses lantai atas.

Puluhan petugas lainnya mengerumuni kamp pengunjuk rasa di dekatnya. Para mahasiswa yang berdiri di luar kampus mencemooh mereka dengan teriakan "Malu, malu!"

Selang beberapa waktu kemudian, petugas terlihat menggiring beberapa pengunjuk rasa yang diborgol ke kendaraan polisi di luar gerbang kampus.

"Bebas, bebas, bebaskan Palestina," teriak pengunjuk rasa di luar gedung. Yang lain berteriak, "lepaskan para mahasiswa."

Rektor Columbia University meminta polisi New York untuk tetap berada di kampus institusi bergengsi tersebut hingga 17 Mei, menurut sebuah surat.

Surat yang ditandatangani Minouche Shafik meminta polisi "membantu membersihkan" lokasi protes di kampus, dan "mempertahankan kehadiran di kampus setidaknya hingga 17 Mei 2024 untuk menjaga ketertiban dan memastikan perkemahan tidak dibangun kembali."

Dalam konferensi pers malam yang diadakan beberapa jam sebelum polisi memasuki Columbia, Wali Kota Eric Adams dan pejabat polisi kota mengatakan pengambilalihan Hamilton Hall dipicu "agitator luar" yang tidak memiliki afiliasi dengan Columbia dan selama ini dikenal penegak hukum sebagai pihak yang kerap memprovokasi pelanggaran hukum.

Namun menurut salah satu mahasiswa pemimpin aksi protes, Mahmoud Khalil, tidak ada pihak luar dalam aksi protes ini.

"Mereka adalah mahasiswa," ucap Khalil, seorang pria keturunan Palestina yang kuliah di jurusan Hubungan Internasional dan Masyarakat Columbia University.

Baca juga:  Aksi Protes Pro-Palestina Gagal Dibubarkan di Columbia University

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)