Suriah Terbebas dari Bashar al-Assad, Ini Arti Bendera Kemerdekaan dengan Simbol Kuat

Bendera 'Kemerdekaan' Suriah setelah keruntuhan pemerintahan Bashar al-Assad. Foto: Anadolu

Suriah Terbebas dari Bashar al-Assad, Ini Arti Bendera Kemerdekaan dengan Simbol Kuat

Fajar Nugraha • 10 December 2024 17:42

Jakarta: Sejak kejatuhan rezim Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024, Suriah memasuki era baru yang ditandai dengan adopsi simbol kuat—bendera oposisi Suriah, atau yang dikenal sebagai Independence Flag. Bendera ini telah menggantikan bendera dua bintang milik rezim Assad, baik di dalam negeri maupun di panggung internasional, memunculkan pertanyaan tentang status resminya di masa depan.

Sejarah dan makna bendera Suriah Tiga Bintang Merah

Bendera dengan tiga bintang merah memiliki akar historis yang kuat. Pertama kali diresmikan pada 1 Januari 1932 selama periode Mandat Prancis, bendera ini menjadi simbol perjuangan kemerdekaan Suriah dari penjajahan.
  • Hijau mewakili Dinasti Fatimiyah.
  • Putih mengacu pada Dinasti Umayyah, yang berpusat di Damaskus.
  • Hitam melambangkan Dinasti Abbasiyah.
  • Tiga bintang merah menandakan tiga provinsi utama Suriah yang diajukan untuk federasi.
Bendera ini menjadi simbol resmi Suriah hingga 1958, ketika Suriah bersatu dengan Mesir di bawah Gamal Abdel Nasser, diikuti oleh serangkaian perubahan hingga era Bashar al-Assad.

Perubahan dalam dinamika politik

Pada 1958, ketika Suriah bersatu dengan Mesir dalam Republik Persatuan Arab (RPA), bendera ini digantikan oleh desain baru. Setelah berpisah dari RPA, bendera ini sempat kembali digunakan, tetapi kemudian digantikan lagi oleh desain dua bintang hijau setelah rezim Baath mengambil alih kekuasaan pada 1963. Versi dua bintang inilah yang bertahan di bawah pemerintahan keluarga Assad sejak 1980.

Ketika pemberontakan terhadap Bashar al-Assad dimulai pada 2011, oposisi Suriah mengadopsi kembali bendera tiga bintang merah. Mereka memandang bendera ini sebagai representasi perjuangan rakyat untuk kebebasan dan demokrasi, melawan otoritarianisme yang diperkuat oleh bendera rezim Assad.


Bendera dalam konteks konflik modern

Ketika pemberontakan terhadap Bashar al-Assad dimulai pada 2011, oposisi Suriah mengadopsi kembali bendera tiga bintang merah. Mereka memandang bendera ini sebagai representasi perjuangan rakyat untuk kebebasan dan demokrasi, melawan otoritarianisme yang diperkuat oleh bendera rezim Assad.

Pada 2023, ketika kemenangan oposisi diumumkan, bendera tiga bintang merah kembali mendominasi ruang publik. Baik di Suriah maupun di luar negeri, bendera ini berkibar di atas gedung-gedung diplomatik yang sebelumnya mendukung rezim Assad.

Pengakuan global dan digital

Pergeseran simbolik ini tidak hanya terjadi di dunia nyata. Berbagai kedutaan Suriah, mulai dari Moskow hingga Jakarta, telah mengganti bendera resmi mereka dengan bendera tiga bintang. Bahkan, transformasi digital terjadi dengan cepat, ketika akun media sosial resmi Suriah mulai menampilkan bendera ini sebagai gambar utama.

Selain itu, aktivis menggalang kampanye untuk mengganti emoji bendera Suriah di perangkat digital. Mereka meminta perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Google untuk memperbarui representasi Suriah sesuai realitas politik terkini.

Bendera sebagai simbol masa depan

Meski masih kontroversial, bendera tiga bintang merah kini menjadi simbol de facto Suriah pasca-Assad. Dengan sejarahnya yang kaya dan maknanya yang dalam, bendera ini mencerminkan harapan rakyat akan masa depan yang lebih baik. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)