Investasi Perusahaan Teknologi Asia Tenggara Terus Menurun

Investasi. Foto: Unsplash.

Investasi Perusahaan Teknologi Asia Tenggara Terus Menurun

Arif Wicaksono • 29 February 2024 16:51

Jakarta: Investasi pada perusahaan-perusahaan teknologi swasta di Asia Tenggara turun 34,5 persen menjadi USD5,5 miliar pada tahun lalu. Hal ini terjadi meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah kesepakatan.

Menurut laporan perusahaan ventura January Capital, yang mengambil data dari Alternatives.pe dan Tracxn dikutip dari Business Times, Kamis, 29 Februari 2024, jumlah transaksi meningkat dari 760 pada 2022 menjadi 855 pada 2023.
 

baca juga:

Startup Indonesia Semangat Berkolaborasi di Era Ekonomi Digital


Investasi tahap awal, perusahaan masih baru atau baru beroperasi beberapa tahun, telah menarik minat investor. Komitmen investasi yang lebih kecil dan masa inkubasi yang lebih lama membantu mendiversifikasi risiko dalam perekonomian yang tidak menentu. Berdasarkan analisis January Capital ukuran transaksi rata-rata pada tahap awal tahun lalu adalah USD2,1 juta, dibandingkan dengan USD23,5 juta pada Seri B.

Kesepakatan teknologi mencapai puncaknya pada 2021, di tengah lonjakan kasus covid-19 yang mendorong pendanaan hingga USD14,5 miliar dalam 868 kesepakatan.

Laporan tersebut mencatat sejumlah besar putaran pendanaan besar pada 2021 ketika setidaknya USD100 juta dikumpulkan dalam setiap putaran. Secara total, lebih dari USD11 miliar disalurkan ke perusahaan-perusahaan Seri B ke atas. Pada 2023, jumlah ini turun menjadi USD3,3 miliar.

Pendanaan pada perusahaan Seri B turun dari lebih dari USD2 miliar pada tahun 2022 menjadi lebih dari USD1 miliar pada 2023. “Jumlah modal yang diinvestasikan di perusahaan Seri B/C terus berkurang secara drastis,” kata laporan tersebut.

 Laporan tersebut menyatakan sektor E-commerce, fintech, dan software-as-a-service (SaaS) terus menjadi kontributor terbesar terhadap jumlah kesepakatan dan pendanaan di bidang teknologi di Asia Tenggara.

Pendanaan ke fintech menguat

Proporsi modal yang masuk ke e-commerce turun dari 54 persen pada 2019 menjadi 10 persen pada 2023, seiring dengan semakin matangnya ekosistem startup regional dan bermunculannya bisnis-bisnis lainnya.

Sebaliknya proporsi pendanaan fintech terus meningkat, dari 15 persen pada tahun 2019 menjadi 31 persen pada tahun 2023. January Capital mencatat peningkatan pesat dalam startup keberlanjutan, dengan perusahaan seperti Blue Planet Environmental Solutions dan Cosmos Innovation mendapatkan pendanaan.

"Sementara sebagian besar sektor mengalami peningkatan jumlah transaksi dari tahun ke tahun pada 2023, SaaS, layanan kesehatan, dan e-commerce mengalami peningkatan terbesar,” kata laporan itu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)