Protes warga Korea Selatan menuntut Presiden Yoon Suk Yeol. Foto: Yonhap
Fajar Nugraha • 6 December 2024 18:06
Seoul: Protes besar-besaran menuntut Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mundur terus bergema pada 5 Desember 2024. Aksi ini terjadi setelah upayanya untuk menerapkan darurat militer gagal total, yang dianggap oleh banyak pihak sebagai ancaman serius terhadap demokrasi di negara tersebut.
Kelompok masyarakat sipil, yang sebagian besar berasal dari Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU) memimpin demonstrasi di Gyeryong dan berbagai wilayah di Provinsi Chungcheong Selatan. Mereka mendesak Presiden Yoon untuk segera mundur dari jabatannya.
Para demonstran membawa spanduk dengan slogan seperti “Pembatalan darurat militer ilegal adalah kemenangan demokrasi” dan “Segera tangkap pengkhianat Yoon Suk Yeol beserta kaki tangannya.” Selain itu, aksi serupa juga digelar di Provinsi Jeolla Utara dan Gangwon.
Protes tambahan direncanakan berlangsung di kota-kota seperti Cheonan dan Daejeon pada hari yang sama.
Melansir dari Anadolu Agency, Jumat 6 Desember 2024, dalam konferensi pers di Chungju, delapan anggota dewan daerah yang tergabung dalam Partai Demokrat (DP), partai oposisi utama, menuntut agar Yoon segera mengundurkan diri. Mereka menyebut deklarasi darurat militer yang dilakukan Yoon sebagai tindakan yang “menghancurkan semangat Konstitusi.”
Menurut mereka, keputusan itu adalah “tantangan terhadap rakyat” dan sebuah tindakan yang “mengguncang fondasi demokrasi.”