Saksi Kasus Timah Ungkap Harga Operasional Smelter

Ilustrasi pengadilan tipikor/Medcom.id/Fachri

Saksi Kasus Timah Ungkap Harga Operasional Smelter

Candra Yuri Nuralam • 2 October 2024 18:08

Jakarta: Saksi kasus korupsi di PT Timah mengungkap biaya operasional smelter. Hal tersebut membantah klaim PT Timah yang menyebut harga operasional smelter milik mereka lebih murah.

"Menurut perhitungan saya, PT Timah tidak akan mampu menghasilkan nilai serendah itu secara perhitungan, secara HPP (harga pokok penjualan)," kata saksi Penyerta Modal CV Venus Inti Perkasa (VIP) Tamron Tansil alias Aon, dalam sidang yang dikutip Rabu, 2 Oktober 2024.

Menurut dia, klaim operasional murah tak berdasar. Karena, PT Timah tidak sanggup melebur sendiri.

Tamron membandingkan biaya smelter miliknya untuk memproduksi logam timah memakan biaya USD2.000-2.500 per tonnya yang sudah masuk biaya pegawai. Sedangkan PT Timah memerlukan memakan biaya USD1000 per ton tanpa biaya pegawai, sehingga HPP PT Timah lebih tinggi.

Tamron menambahkan, di CV VIP hanya memiliki pegawai sebanyak 300 orang yang bekerja di smelternya, sedangkan PT Timah memiliki kurang lebih 6.000 pegawai.
 

Baca: Korupsi Timah, Saksi Memerinci Kerja Sama Tambang Rakyat

"Biaya karyawan juga untuk PT Timah terlalu besar. Jauh dibandingkan kita," tambahnya.

Sependapat dengan Tamron, saksi General Manajer PT Tinindo Inter Nusa (TIN) mengatakan kesaksian serupa. Bahwa biaya produksi logam timah di PT Timah tidak masuk akal jika hanya USD1.000.

"Pernyataan PT Timah seribu itu sudah sampai saya konfrontasi pada saat saya disebagai terdakwa. Jadi angka seribu itu sangat tidak masuk akal kalau bagi hitungan saya," jelas Rosalina.

Rosalina menyebut, smelter PT Timah masih menggunakan teknologi yang tradisional, sehingga memakan biaya yang lebih mahal jika dibandingkan smelter smelter milik perusahannya.

"Karena Tinindo (PT TIN) sendiri yang tadinya memakai tanur (smelter) refraktori, itu saja kita ganti menggunakan tanur listrik yang lebih efisien. Bagaimana dengan tanur listrik yang lebih efisien, biayanya bisa lebih tinggi daripada yang tradisional (milik PT Timah)," kata Rosalina.

Hakim pun sempat menanyakan kepada Rosalina terkait dengan analisis yang didapatkan darimana sehingga bisa mendapatkan hitung-hitungan seperti itu.

"Apakah selama ini Saksi sering menganalisa, menghitung-hitung begitu? Mengenai biaya untuk pengolahan PT Timah," tanya Hakim kepada Rosalina.

"Saya GM (PT TIN)yang mulia, jadi saya mengontrol itu semua," jawab Rosalina.

Dalam pencucian uang ini, Harvey dibantu oleh Selebgram Helena Lim yang memiliki perusahaan money changer PT Quantum Skyline Exchange. Uang rupiah uang ditukarkan suami Sandra Dewi itu menjadi dolar Singapura dan Amerika dalam periode 2018-2023.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)