Konstruksi besi proyek jembatan Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Plupuh dengan Masaran melengkung usai diterjang banjir Senin malam, 11 November 2024. (MI/Widjajadi)
Widjajadi • 12 November 2024 15:47
Sragen: Proyek jembatan senilai Rp14,9 miliar di atas aliran Bengawan Solo yang menghubungkan antara Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh dan Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, pada Senin malam, 11 November 2024, melengkung dan nyaris runtuh, usai diterjang derasnya arus air sungai.
Proyek milik DPU Sragen tersebut saat ini masih dalam progres pengerjaan dengan persentase mencapai 80?ri kontrak kerja yang harus dituntaskan hingga akhir tahun 2024.
Namun karena terganggu cuaca ekstrem dan ancaman bencana hidrometeorologi, progres proyek jembatan bisa terganggu. Sebelum diterjang luapan sungai Bengawan Solo, pada Februari lalu proyek itu juga mengalami gangguan yang sama.
Pantauan Media Indonesia, Selasa, 12 November 2024, kondisi bentangan jembatan baja yang masih dirangkai, telah melengkung. Terlihat perancah atau struktur sementara penyangga rangka jembatan yang belum selesai dirangkai, melengkung dan terancam runtuh, usai air Bengawan Solo meluap pascawilayah hulu diguyur hujan deras.
Menurut Kepala Dinas PU Sragen Albert Pramono Soesanto, hujan lebat yang terjadi pada Senin malam memunculkan dampak air sungai Bengawan Solo meluap dan menerjang perancah penahan bentangan jembatan.
"Ya ini risiko pekerjaan. Saya sudah mengingatkan sejak awal. Jika air sudah surut, pelaksana harus cepat menuntaskan progres, agar proyek senilai Rp 14,9 miliar dapat selesai akhir tahun sesuai kontrak," ucap dia.
Baca juga: ASDP 'Berlayar' hingga ke Wilayah 3T |