Ekonomi Jerman. Foto: Unsplash.
Berlin: Pesanan pabrik di Jerman secara tak terduga meningkat sekaligus menandakan adanya pemulihan kecil ketika perekonomian terbesar di Eropa ini bergulat dengan kemerosotan industri.
Melansir The Business Times, Selasa, 6 Februari 2024, data menunjukkan peningkatan permintaan sebesar 8,9 persen di Desember dibandingkan bulan sebelumnya. Lonjakan tersebut yang bertentangan dengan perkiraan median ekonom yang memperkirakan penurunan sebesar 0,2 persen. Sontak kenaikan ini disebabkan oleh pesanan dalam jumlah besar, yang tanpanya akan terjadi penurunan sebesar 2,2 persen.
Data tiga bulan yang tidak terlalu fluktuatif untuk kuartal terakhir tahun lalu menunjukkan kenaikan 0,1 persen dari periode sebelumnya. Untuk 2023 secara keseluruhan, pesanan pabrik turun 5,9 persen.
Hasil ini memberikan harapan seiring perjuangan Jerman untuk bangkit kembali dari kemerosotan industri yang disebabkan oleh krisis energi dan lemahnya permintaan global.
Produk domestik bruto mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen pada kuartal terakhir tahun lalu, dan meskipun negara ini berhasil menghindari resesi, prospeknya tetap suram.
Bundesbank memperkirakan produksi akan stagnasi dalam tiga bulan pertama 2024, karena terus menurunnya pesanan luar negeri dan konsumen yang berhati-hati. Indeks sentimen dari Ifo Institute juga mengisyaratkan bahwa pemulihan masih jauh.
Data inflasi dan lapangan kerja positif
Data inflasi dan lapangan kerja lebih positif. Pertumbuhan harga konsumen melambat lebih dari yang diharapkan pada Januari, menjadi 3,1 persen, dan penurunan pengangguran menggarisbawahi ketahanan pasar tenaga kerja.
Namun meski parlemen meloloskan rancangan undang-undang yang menyelesaikan perselisihan anggaran untuk 2024, rencana keuangan tahun depan masih belum berjalan. Di tempat lain, terjadi kekacauan yang berkepanjangan akibat pemogokan staf bandara dan para petani yang melakukan protes.
Berbicara di acara Bloomberg di Frankfurt pada hari Senin, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengatakan bahwa Jerman menderita karena kegagalannya meningkatkan produksi.
“Kami tidak lagi kompetitif,” kata dia.