Presiden AS Joe Biden. (EPA-EFE)
Medcom • 16 July 2024 15:45
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengaku salah usai pernah mengatakan bahwa "sudah waktunya untuk menempatkan Trump ke dalam sasaran tembak" dalam sebuah acara, beberapa hari sebelum percobaan pembunuhan terhadap Trump di Pennsylvania.
Melansir dari BBC, Selasa, 16 Juli 2024, ia menjelaskan bahwa maksud dari ucapannya itu adalah, Partai Demokrat harus lebih fokus pada kebijakan dan pernyataan Trump dalam debat presiden akhir bulan lalu.
’Sasaran tembak’ atau ‘tepat sasaran’ (bullseye) disebut Biden tidak seharusnya dikaitkan dengan penembakan yang menimpa Trump pada Sabtu kemarin.
Dalam wawancara dengan Lester Holt dari NBC, Biden menegaskan bahwa dia tidak akan mengundurkan diri dari pemilihan presiden, meski ada desakan dari anggota partainya sendiri setelah penampilan debat yang buruk. Ia menekankan bahwa ketajaman mentalnya baik-baik saja dan menyoroti prestasinya sebagai presiden, walau usianya kini sudah 81 tahun.
Biden juga menegaskan bahwa ia mendengarkan para pemilih yang sangat mendukungnya dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, dan ia menaruh kepercayaan pada mereka.
Sejak penembakan yang melukai Trump, Biden telah menyerukan warga Amerika untuk "menurunkan suhu" dan memperingatkan bahwa retorika politik di negara ini sudah sangat panas. Seorang pengunjung acara kampenye Trump tewas dan dua lainnya terluka parah dalam penembakan di Pennsylvania.
Beberapa anggota Partai Republik menyalahkan Biden dan anggota Demokrat lainnya karena menghasut upaya pembunuhan terhadap Trump, mengutip komentar Biden yang menyebutkan “tepat sasaran.” JD Vance, calon wakil presiden Trump, menuduh bahwa retorika Demokrat mengarah langsung pada upaya pembunuhan tersebut.
Dalam pidatonya di Kantor Oval, Biden mengecam serangan terhadap Trump dan menyerukan agar warga Amerika "mundur selangkah.” Dia menekankan bahwa retorika yang menghasut bukan berasal darinya.
"Saya tidak terlibat dalam retorika itu," kata Biden. "Lawan saya yang justru terlibat dalam retorika itu,” sambungnya.
FBI mengidentifikasi penyerang Trump sebagai Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, seorang pekerja dapur dari Bethel Park, Pennsylvania. Crooks ditembak mati oleh seorang penembak jitu Secret Service setelah ia melepaskan tembakan ke arah Trump. (Shofiy Nabilah)
Baca juga: Disebut Gagal Lindungi Trump, Secret Service Bersedia Diperiksa