Top Ekonomi: Indonesia Hemat Subsidi Energi Rp4,9 Triliun Jika Pecut Kendaraan Listrik

Kendaraan listrik. Foto: MI/Agus Mulyawan.

Top Ekonomi: Indonesia Hemat Subsidi Energi Rp4,9 Triliun Jika Pecut Kendaraan Listrik

Husen Miftahudin • 17 February 2025 08:06

Jakarta: Sejumlah berita ekonomi pada Minggu, 16 Februari 2025, terpantau menjadi perhatian para pembaca Metrotvnews.com. Berita itu mulai dari Indonesia bisa menghemat subsidi energi Rp4,9 triliun jika pecut adopsi kendaraan listrik hingga berita efisiensi anggaran sudah bikin layanan publik jadi kacau.

Berikut rangkuman berita selengkapnya:

1. Pecut Adopsi Kendaraan Listrik, Indonesia Bisa Hemat Subsidi Energi hingga Rp4,9 Triliun

International Council on Clean Transportation (ICCT) menyatakan Indonesia berpotensi menghemat anggaran subsidi energi hingga Rp4,984 triliun pada 2060 apabila adopsi kendaraan listrik (EV) dapat dipercepat secara menyeluruh. Temuan tersebut termuat dalam laporan terbaru ICCT yang berjudul 'Roadmap to Zero: The pace of Indonesia’s electric vehicle transition'.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Diskon Listrik 50% Masih Berlaku! Simak Batas Waktu dan Pembelian Maksimalnya

PT PLN (Persero) masih memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2200 VA. Program diskon ini berlaku hingga 28 Februari 2025 dan dapat dinikmati tanpa syarat atau registrasi khusus.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Ketahanan Pangan RI Terjaga saat Filipina Alami Darurat Pangan

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan ketahanan pangan nasional saat ini sangat terjaga. Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras awal 2025 diperkirakan meningkat signifikan. 

Baca berita selengkapnya di sini.
 

Baca juga: Populer Ekonomi: Indonesia Kehilangan Rp9,61 Triliun Modal Asing dalam Sepekan


(Petani sedang memanen padi. Foto: MI/Ramdani)

4. Tarif Trump Dikhawatirkan Bikin Ekonomi Global Makin Lesu

Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan tarif timbal balik pada semua mitra dagang telah menimbulkan kekhawatiran luas hal itu dapat memicu perang dagang dan meredupkan prospek ekonomi global.

Baca berita selengkapnya di sini.

5. Efisiensi Anggaran Sudah Bikin Layanan Publik Jadi Kacau

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menyatakan pemangkasan anggaran yang dilakukan secara sembrono dan serampangan berisiko besar terhadap kinerja kementerian dan lembaga negara. 

Baca berita selengkapnya di sini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)