Peran Apoteker Krusial di Tengah Krisis Layanan Kesehatan Primer

Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam forum Indonesian Pharmacy Expo & Conference (IPEC) 2025. Dok. IPEC

Peran Apoteker Krusial di Tengah Krisis Layanan Kesehatan Primer

M Rodhi Aulia • 26 May 2025 20:57

Jakarta: Krisis layanan kesehatan primer di Indonesia menuntut peran lebih aktif apoteker dalam sistem pelayanan berbasis pasien. Ketergantungan masyarakat terhadap pengobatan mandiri, rendahnya akses edukasi obat, dan minimnya integrasi antarprofesi menjadikan posisi apoteker sangat strategis dalam memperkuat sistem kesehatan nasional.

Sebagai tenaga kesehatan yang sering menjadi pintu pertama bagi pasien, apoteker menghadapi tantangan ganda: meningkatkan kompetensi sekaligus membangun kepercayaan publik. Kepala BPOM Taruna Ikrar, menilai bahwa hal ini hanya bisa dijawab melalui kepercayaan diri dan kesiapan profesional.

“Saya mengimbau apoteker untuk percaya diri, karena mereka adalah pelaku kunci dalam kesuksesan sistem kesehatan kita,” ujar Taruna Ikrar yang dikutip, Senin, 26 Mei 2025.

Baca juga: Nurhadi Dorong Penggunaan Alat Dapur Produksi Lokal untuk MBG

Isu ini menjadi salah satu sorotan dalam forum Indonesian Pharmacy Expo & Conference (IPEC) 2025 yang digelar di Jakarta. Lebih dari 1.200 apoteker, pemangku kebijakan, akademisi, dan pelaku industri berkumpul untuk menjawab satu kebutuhan mendesak: kolaborasi lintas sektor guna mendorong transformasi layanan kesehatan.

Kolaborasi tersebut tidak hanya mencakup penyelarasan kurikulum pelatihan, tetapi juga upaya memperkuat posisi apoteker dalam sistem pelayanan berbasis preventif. Dalam konteks ini, literasi farmasi menjadi pintu masuk untuk membangun pelayanan yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan.

Peningkatan pemahaman obat di kalangan tenaga kesehatan maupun masyarakat disebut sebagai langkah yang tak terhindarkan. Hal ini disampaikan Imanuel Enrico, Ketua Panitia IPEC 2025 sekaligus Direktur LPP SwipeRx— lembaga pelatihan kefarmasian terakreditasi Kementerian Kesehatan dan bagian dari platform komunitas farmasi regional di Asia Tenggara.

“Lebih dari 1.200 peserta dan antusiasme luar biasa pada IPEC 2025 membuktikan bahwa masa depan farmasi Indonesia sedang kita bangun bersama,” ungkapnya.

Diskursus mengenai tata kelola farmasi dan perluasan peran apoteker kini menjadi bagian dari agenda strategis dalam reformasi layanan kesehatan. Apoteker tidak lagi cukup sebagai penyedia obat, tetapi juga sebagai edukator, konsultan terapi, hingga mitra dalam pengambilan keputusan medis di tingkat komunitas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)