Wall Street Jatuh saat Trump Tunda Tarif ke Uni Eropa

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Wall Street Jatuh saat Trump Tunda Tarif ke Uni Eropa

Eko Nordiansyah • 27 May 2025 07:57

New York: Wall Street ditutup jatuh pada perdagagan Jumat, 26 Mei 2025 waktu setempat. Di sisi lain Presiden AS Donald Trump menunda ancamannya untuk mengenakan tarif di wilayah Uni Eropa (UE) sebesar 50 persen.

Melansir Investing.com, Selasa, 27 Mei 2025, S&P 500 turun 0,7 persen menjadi 5.802,82, sementara NASDAQ Composite turun satu persen menjadi 18.737,21. Dow Jones Industrial Average turun 0,6 persen menjadi 41.603,07.

Trump tunda tarif UE 50% hingga Juli

Trump mengatakan pada Minggu malam, ia telah setuju untuk menunda tarif 50 persen yang baru-baru ini diusulkannya pada UE hingga 9 Juli, menyusul panggilan telepon yang tampaknya produktif dengan Presiden UE Ursula von der Leyen.

Trump juga mengatakan pemerintahannya akan memulai pembicaraan perdagangan dengan sungguh-sungguh dengan UE, sementara Von Der Leyen juga menandai membaiknya hubungan dengan Washington.

Perkembangan tersebut memberikan sedikit kelegaan bagi pasar, yang terguncang oleh Trump yang mengancam tarif tinggi pada UE pada hari Jumat.
 
Baca juga: 

 

Saham Asia Beragam di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Namun pasar masih tetap waspada terhadap Trump yang juga mengancam tarif pada Apple Inc dan impor telepon pintar lainnya, menuntut agar barang-barang tersebut diproduksi di dalam negeri. Saham Apple turun tiga persen pada hari Jumat.

Batas waktu 9 Juli juga sudah dekat ketika tarif "timbal balik" Trump akan mulai berlaku, dengan fokus juga pada apakah mitra dagang utama AS dapat mencapai kesepakatan dengan Washington sebelum batas waktu.

Laba Nvidia menjadi fokus

Nvidia akan melaporkan laba kuartal pertama fiskalnya setelah bel pada Rabu, dengan fokus pada apakah permintaan AI tetap kuat.

Perusahaan ini dianggap sebagai penentu permintaan AI global, terutama di sektor pembuatan cip, dan mengalami lonjakan valuasi yang sangat besar selama dua tahun terakhir pada posisi ini.

Nvidia diharapkan akan mencatat laba yang besar, terutama karena apa yang disebut AI Hyperscalers di Wall Street– pelanggan terbesarnya– terus menghabiskan banyak uang untuk AI selama tiga bulan terakhir.

Fokus juga akan tertuju pada bagaimana perusahaan bermaksud untuk menavigasi kontrol ekspor AS yang lebih ketat, yang pada dasarnya telah memblokirnya dari Tiongkok, yang masih merupakan pasar utama bagi pembuat cip tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)