Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 21 August 2025 08:31
New York: Harga minyak naik sekitar dua persen pada Rabu, 20 Agustus 2025 didorong oleh penurunan mingguan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Sementara investor menunggu langkah selanjutnya dalam perundingan untuk mengakhiri perang Ukraina, dengan sanksi terhadap minyak mentah Rusia masih berlaku untuk saat ini.
Dikutip dari Investing.com, harga minyak mentah Brent naik USD1,05 atau 1,6 persen menjadi USD66,84 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 86 sen atau 1,4 persen menjadi USD63,21.
Badan Informasi Energi AS menyatakan perusahaan-perusahaan energi menarik 6,0 juta barel minyak mentah dari inventaris mereka selama pekan yang berakhir 15 Agustus. Angka tersebut lebih besar daripada penarikan 1,8 juta barel yang diperkirakan oleh para analis dan penurunan 2,4 juta barel yang menurut sumber pasar dikutip oleh kelompok perdagangan American Petroleum Institute (API) dalam datanya pada Selasa.
"Kami mengalami penarikan minyak mentah yang cukup besar. Kami melihat peningkatan ekspor. Hal itu dan permintaan kilang yang kuat benar-benar menjadikan laporan ini bullish," kata mitra di Again Capital John Kilduff.
Pada Selasa, harga minyak mentah turun lebih dari satu persen, dengan WTI ditutup pada level terendah sejak 30 Mei, di tengah optimisme bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina tampak semakin dekat.
"Sebagian besar pergerakan harga yang fluktuatif didorong oleh pembaruan harian negosiasi Ukraina/Rusia yang berubah-ubah dari bearish menjadi bullish terkait dampaknya terhadap neraca minyak di masa mendatang," ujar analis di perusahaan penasihat energi Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.
Baca juga:
Girang Kuartal II Menjulang, Bos BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas 5,0% |
Presiden AS Donald Trump mengakui bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin tidak ingin mencapai kesepakatan. Rusia adalah produsen minyak mentah terbesar kedua pada 2024 setelah AS, sehingga perjanjian apa pun yang dapat meringankan sanksi terhadap Moskow akan meningkatkan jumlah minyak Rusia yang tersedia untuk diekspor ke pasar global.
Pada Selasa, Trump mengatakan ia telah mengesampingkan kemungkinan menempatkan pasukan AS di Ukraina, tetapi mengatakan AS mungkin akan memberikan dukungan udara sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang Rusia di negara itu.
Pada Rabu, Rusia mengatakan upaya untuk menyelesaikan masalah keamanan terkait Ukraina tanpa partisipasi Moskow adalah "jalan yang sia-sia", yang memberikan peringatan kepada Barat di tengah upaya mereka untuk mendapatkan jaminan perlindungan bagi Kyiv di masa depan.
Rusia mengatakan pihaknya berharap dapat terus memasok minyak ke India meskipun ada peringatan dari AS, ungkap pejabat kedutaan Rusia di New Delhi pada Rabu, seraya menambahkan Moskow berharap perundingan trilateral akan segera berlangsung dengan India dan Tiongkok.
Trump telah mengumumkan tarif tambahan sebesar 25 persen untuk barang-barang India yang diekspor ke AS mulai 27 Agustus, sebagai hukuman karena membeli minyak Rusia.