Ilustrasi bitcoin. Foto: Dok KBI
Jakarta: Harga bitcoin tetap stabil di angka USD84 ribu. Meskipun pasar global tengah dilanda gejolak akibat kebijakan tarif baru yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. Melansir Coinfomania, bitcoin menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung.
Pada 2 April 2025, Presiden Trump mengumumkan kebijakan tarif baru yang signifikan, yang berdampak besar pada pasar keuangan global, termasuk pasar kripto. Kebijakan ini meliputi tarif sebesar 10 persen untuk semua impor dan hingga 54 persen untuk negara-negara tertentu seperti Tiongkok. Hal ini bertujuan untuk mendorong industri dalam negeri AS dan menekan inflasi, namun juga meningkatkan risiko resesi.
Harga bitcoin awalnya turun dari USD88 ribu menjadi USD82 ribu, mengikuti penurunan di seluruh aset kripto dan saham terkait seperti Coinbase dan MicroStrategy. Namun, bitcoin dengan cepat pulih dan tetap stabil di sekitar USD84 ribu. Para analis melihat bitcoin sebagai aset lindung nilai yang potensial terhadap ketidakpastian ekonomi.
Bitcoin sebagai aset lindung nilai
Meskipun kebijakan tarif baru ini telah memicu sentimen negatif dan menarik minat investasi dari aset spekulatif, bitcoin tetap menarik minat sebagai "emas digital". Perbedaan volatilitasnya yang semakin kecil dengan aset kelas lain membuatnya menarik bagi dana
risk-parity. Hubungan historis antara keduanya menunjukkan kripto mungkin akan terlepas dari saham karena ketidakstabilan ekonomi jangka panjang.
Seiring meningkatnya tekanan inflasi dan penundaan pemotongan suku bunga oleh bank sentral, bitcoin dapat muncul sebagai alternatif penyimpanan nilai terbaik bagi banyak investor yang ingin melindungi kekayaan mereka dari kehancuran akibat tindakan negara-negara berdaulat.
(Ilustrasi bitcoin. Foto: Freepik)
Analisis harga bitcoin
Pada 13 April pukul 06:08 UTC, harga bitcoin di Binance diperdagangkan pada USD84.280,13, turun USD163,38 dari sesi sebelumnya. Pasar kripto menunjukkan pola stabilisasi karena bitcoin bergerak di area antara
resistance USD85.764 dan
support USD83.054.
Para ahli memperkirakan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan dapat segera menekan harga bitcoin di bawah USD75 ribu karena menciptakan lingkungan risk-off dan membatasi likuiditas di semua pasar. Namun, potensi kenaikan bitcoin tetap ada karena banyak yang melihatnya sebagai lindung nilai inflasi atau devaluasi mata uang, terutama karena tarif melemahkan dolar dan meningkatkan ketidakpastian tentang ekonomi dunia.
Para analis memprediksi meskipun volatilitas jangka pendek akan terus berjalan pada berbagai level, bitcoin memiliki utilitas yang tidak dapat diubah sebagai aset penyimpanan dan oleh karena itu menjadi tempat yang lebih dapat diandalkan untuk menyimpan nilai bagi investor besar dan kecil.
Selain itu, kesenjangan yang semakin kecil antara volatilitasnya dengan aset tradisional akan membuatnya semakin diinginkan oleh investor yang mencari stabilitas selama gejolak ekonomi makro. (
Laura Oktaviani Sibarani)