Polisi di lokasi serangan di Colorado, Amerika Serikat. Foto: The Colorado Sun
Fajar Nugraha • 2 June 2025 09:53
Boulder: Sebanyak enam orang terluka pada Minggu 1 Juni 2025 ketika seorang pria berusia 45 tahun melemparkan bom molotov ke kerumunan di Boulder, Colorado, Amerika Serikat (AS). Insiden itu terjadi di tempat demonstrasi untuk mengenang para sandera Israel yang masih berada di Gaza sedang berlangsung.
Agen khusus FBI yang bertanggung jawab atas Kantor Lapangan Denver Mark Michalek mengatakan ada enam korban, berusia antara 67 dan 88 tahun, yang dibawa ke rumah sakit.
"Berdasarkan fakta awal ini, jelas bahwa ini adalah tindakan kekerasan yang ditargetkan dan FBI sedang menyelidiki ini sebagai tindakan terorisme," kata Michalek, seperti dikutip AsiaOne, Senin 2 Juni 2025.
Michalek menyebut tersangka sebagai Mohamed Soliman, berusia 45 tahun. Solimon dirawat di rumah sakit tak lama setelah serangan itu dan tidak dapat segera menemukan informasi kontak untuknya atau keluarganya.
Direktur FBI Kash Patel juga menggambarkan insiden itu sebagai "serangan teror yang ditargetkan", dan Jaksa Agung Colorado Phil Weiser mengatakan itu tampaknya merupakan "kejahatan kebencian mengingat kelompok yang menjadi target".
Kepala Polisi Boulder Stephen Redfearn mengatakan dia tidak yakin ada orang lain yang terlibat.
"Kami cukup yakin kami telah menahan satu-satunya tersangka," kata Redfearn.
"Ini adalah Minggu sore yang indah di pusat kota Boulder di Pearl Street dan tindakan ini tidak dapat diterima," kata Redfearn pada konferensi pers sebelumnya.
"Saya meminta Anda untuk bergabung dengan saya dalam memikirkan para korban, keluarga para korban, dan semua orang yang terlibat dalam tragedi ini,” imbuh Redfearn.
Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di AS atas perang Israel di Gaza, yang telah memicu peningkatan kejahatan kebencian antisemit serta langkah-langkah oleh para pendukung konservatif Israel yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump untuk mencap protes pro-Palestina sebagai antisemit. Pemerintahannya telah menahan para pengunjuk rasa perang tanpa dakwaan dan menghentikan pendanaan untuk universitas-universitas elit AS yang telah mengizinkan demonstrasi semacam itu.
Brooke Coffman, seorang mahasiswa berusia 19 tahun di University of Colorado yang menyaksikan insiden Boulder, mengatakan dia melihat empat wanita tergeletak atau duduk di tanah dengan luka bakar di kaki mereka. Salah satu dari mereka tampaknya mengalami luka bakar parah di sebagian besar tubuhnya dan telah dibungkus dengan bendera oleh seseorang, katanya.
Dia menggambarkan melihat seorang pria yang dia duga sebagai penyerang berdiri di halaman tanpa baju, memegang botol kaca berisi cairan bening dan berteriak.
"Semua orang berteriak, 'ambil air, ambil air'," kata Coffman.
Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer, seorang Demokrat Yahudi terkemuka, mengatakan dia memantau situasi dengan saksama.
"Ini mengerikan, dan ini tidak boleh terus berlanjut. Kita harus melawan antisemitisme,” imbuh Coffman.
Serangan itu menyusul penangkapan seorang pria kelahiran Chicago bulan lalu dalam penembakan fatal terhadap dua karyawan kedutaan Israel di Washington, DC. Seseorang menembaki sekelompok orang yang meninggalkan acara yang diselenggarakan oleh Komite Yahudi Amerika, sebuah kelompok advokasi yang memerangi antisemitisme dan mendukung Israel.
Penembakan tersebut memicu polarisasi di AS atas perang di Gaza antara pendukung Israel dan demonstran pro-Palestina.
Gubernur Colorado Jared Polis mengunggah di media sosial bahwa "tidak dapat dipahami bahwa komunitas Yahudi menghadapi serangan teror lain di Boulder".