AS Tegaskan Uji Coba Nuklir Tahap Awal Tidak Libatkan Ledakan Aktif

Uji coba rudal yang dilengkapi hulu ledak nuklir. Foto: Anadolu

AS Tegaskan Uji Coba Nuklir Tahap Awal Tidak Libatkan Ledakan Aktif

Fajar Nugraha • 3 November 2025 20:26

Washington: Pemerintah Amerika Serikat menegaskan bahwa uji coba senjata nuklir yang diperintahkan Presiden Donald Trump tidak akan melibatkan ledakan nuklir aktual dalam tahap awal.

Menteri Energi Chris Wright dalam wawancara dengan Fox News, Minggu, 2 November 2025, menjelaskan bahwa pengujian saat ini berfokus pada "uji coba sistem" dan "ledakan non-kritis" yang bertujuan memverifikasi fungsi komponen senjata nuklir tanpa memicu reaksi berantai nuklir.

Wright menekankan bahwa Departemen Energi AS akan menguji "semua bagian lain dari senjata nuklir untuk memastikan mereka berfungsi dan dapat memicu ledakan nuklir" jika diperlukan.

Pengujian ini terutama ditujukan untuk sistem senjata nuklir pengganti yang dirancang lebih unggul dari generasi sebelumnya. Pernyataan ini mengklarifikasi keputusan Trump yang menginstruksikan militer AS memulai kembali uji coba senjata nuklir setelah vakum selama 33 tahun.

Wright menjelaskan bahwa pengujian yang dilakukan saat ini merupakan uji sistem non-kritis, yakni pengujian komponen senjata nuklir tanpa memicu ledakan fisika. Uji coba ini bertujuan memastikan keandalan sistem serta peningkatan desain untuk senjata pengganti.

Ia menambahkan bahwa teknologi yang digunakan berbasis simulasi komputer canggih yang memanfaatkan data uji coba era Perang Dingin pada 1960-1980-an.

"Kami dapat simulasi dengan akurat tanpa ledakan fisik," tegas Wright dalam wawancara dengan Fox News, dikutip dari Asia One, Senin, 3 November 2025.

Rencana uji coba ini pertama kali diumumkan Presiden Trump saat bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pada Kamis, 30 Oktober lalu. Langkah tersebut ditafsirkan sebagai sinyal politik kepada negara-negara pemilik senjata nuklir lain seperti Rusia.

Namun, Trump tidak menjelaskan secara rinci apakah uji coba itu nantinya akan mencakup ledakan bawah tanah sebagaimana yang dilakukan pada masa Perang Dingin.

Departemen Energi AS, yang berada di bawah pengawasan Wright, bertanggung jawab atas pengembangan dan pengujian senjata nuklir. Teknologi simulasi modern disebut memungkinkan evaluasi tanpa menimbulkan risiko lingkungan akibat ledakan nyata.


(Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)