Ilustrasi. Foto: dok MI.
Naufal Zuhdi • 2 March 2025 12:30
Jakarta: Menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memperketat pengawasan terhadap rantai pasok pangan hewani guna mencegah praktik penyimpangan yang dapat mengancam kualitas dan keamanan produk yang dikonsumsi masyarakat.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Agung Suganda menegaskan peningkatan permintaan pangan asal hewan selama Ramadan dapat membuka celah bagi berbagai praktik yang menyimpang dari regulasi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pemerintah daerah diminta untuk lebih waspada dan memperketat pengawasan di seluruh rantai pasok, mulai dari produksi, pemotongan, distribusi, hingga pemasaran.
"Kami meminta pemerintah daerah untuk memperketat pengawasan di seluruh rantai produksi dan distribusi, termasuk memastikan pemotongan hewan dilakukan di rumah potong hewan yang diawasi oleh otoritas veteriner. Ini penting untuk menjamin keamanan dan kualitas produk yang dikonsumsi masyarakat," ucap Agung dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 2 Maret 2025.
Agung menilai, terdapat beberapa bentuk penyimpangan yang berpotensi terjadi selama Ramadan, di antaranya peredaran daging gelonggongan, daging bangkai, pencampuran produk halal dan non-halal, serta pemalsuan informasi produk hewan.
Selain itu, pengawasan terhadap distribusi produk antarwilayah juga menjadi perhatian guna memastikan produk yang beredar telah memenuhi standar kesehatan hewan sesuai regulasi yang berlaku.
"Pemerintah daerah perlu meningkatkan pemantauan di pasar tradisional, ritel modern, serta jalur distribusi lainnya agar masyarakat mendapatkan produk hewani yang berkualitas dan aman dikonsumsi," lanjut Agung.
Baca juga: Hari Pertama Puasa, Mentan Pastikan Harga Pangan Stabil dan Pasokan Aman |