Ilustrasi banjir/MI/Susanto
M Rodhi Aulia • 5 March 2025 14:23
Tangerang: Alih fungsi lahan menjadi tantangan besar bagi wilayah padat seperti Tangerang Raya. Seiring dengan pesatnya pembangunan, tidak sedikit lahan resapan air yang berubah fungsi menjadi permukiman dan kawasan industri, memperparah risiko banjir saat musim hujan.
Gubernur Banten Andra Soni menyoroti dilema ini di tengah bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Banten, khususnya Tangerang.
"Kita adalah wilayah padat, kemudian alih fungsi lahan harus disikapi. Tidak mungkin juga kita (mengeksekusi) warga yang sudah memiliki rumah di sana, atau mendata tanah dengan cara yang salah," ujar Andra Soni di Kantor DPRD Kabupaten Tangerang, Rabu, 5 Maret 2025.
Baca juga: Banjir di Mal Mega Bekasi Berangsur Surut
Menurutnya, alih fungsi lahan tidak bisa serta-merta dihentikan tanpa mempertimbangkan aspek sosial. Banyak warga yang sudah bermukim di kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan. Oleh karena itu, solusi yang diambil harus mengedepankan keseimbangan antara kebutuhan pembangunan dan mitigasi bencana.
Selain itu, Andra menegaskan bahwa upaya penanganan banjir harus dilakukan secara terpadu dengan koordinasi lintas wilayah, termasuk dengan Pemprov DKI Jakarta.
"Harus dikoordinasikan dengan baik karena menyangkut kewilayahan. Jadi, kita juga harus berkomunikasi dengan kawan-kawan di DKI. Kita juga koordinasikan dengan daerah perbatasan," katanya.
Pemprov Banten juga fokus pada penanganan korban banjir yang terdampak langsung. "Dan yang paling utama saat ini adalah bagaimana membantu para korban. Itu yang akan kita koordinasikan," tambahnya.
Lebih lanjut, Andra menyebut pentingnya peran berbagai pihak dalam mengatasi persoalan ini. Pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta Balai Besar Wilayah Sungai harus duduk bersama mencari solusi jangka panjang, seperti pengerukan sungai dan pembangunan tanggul.
"Kita harus berkoordinasi. Ada balai di situ, ada provinsi di situ, ada bupati dan wali kota di situ," ujarnya.
Ia menyoroti kondisi sungai yang masih dangkal dan minimnya turap di beberapa titik sebagai faktor yang memperburuk banjir.
"Tapi yang kita lihat sekarang adalah dampaknya. Banyak sungai yang belum diturap, banyak sungai yang dangkal, dan sebagainya. Ini harus kita selesaikan bersama-sama," kata Andra.
Sebagai informasi, hujan deras yang mengguyur Jabodetabek sejak Minggu malam menyebabkan banjir di beberapa wilayah, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, serta Kabupaten dan Kota Tangerang.