Trump Dinilai akan Membentuk Ulang Ekonomi Global dengan Kebijakan Proteksionis

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Trump Dinilai akan Membentuk Ulang Ekonomi Global dengan Kebijakan Proteksionis

Ade Hapsari Lestarini • 4 April 2025 09:40

Jakarta: Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dengan kebijakan proteksionisnya yang kontroversial, dinilai akan secara signifikan membentuk kembali lanskap ekonomi global. Langkah terbarunya, penerapan tarif timbal balik, telah memicu kekhawatiran akan munculnya era baru perang dagang dan ketidakpastian ekonomi.

Melansir BBC, Jumat, 4 April 2025, kebijakan tarif timbal balik menargetkan negara mana pun yang telah mengenakan bea impor pada barang-barang Amerika. Tujuannya adalah untuk menyamai tarif yang dikenakan oleh negara lain terhadap barang-barang Amerika dengan mengenakan tarif yang setara pada ekspor mereka ke Amerika Serikat.

Para kritikus berpendapat langkah ini tidak hanya akan meningkatkan inflasi dan menekan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, tetapi juga berpotensi memicu perang dagang yang berdampak negatif terhadap ekonomi global.

"Kurangnya timbal balik berkontribusi pada defisit perdagangan tahunan kita yang besar dan berkelanjutan yang telah menghancurkan industri kita dan mengosongkan tenaga kerja utama," kata Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt.
 

Kebijakan Trump mengundang kekhawatiran di berbagai negara


Kebijakan ini mengundang kekhawatiran di berbagai negara. Uni Eropa, melalui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, menyatakan "semua instrumen ada di atas meja" untuk membalas jika diperlukan, meskipun blok tersebut masih berharap ada solusi yang bisa dinegosiasikan.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga menyatakan negaranya sedang bekerja keras untuk mencapai kesepakatan ekonomi, tetapi mengakui kemungkinan akan ada tarif.
 
Baca juga: Pasar Keuangan Global 'Dikejutkan' Tarif Impor Trump



Presiden AS Donald Trump. Foto: dok Xinhua/Hua Yosong.

"Tidak ada yang menginginkan perang dagang, tetapi saya harus bertindak demi kepentingan nasional. Itu berarti semua pilihan harus tetap ada di atas meja," kata dia.

Kebijakan proteksionis Trump dinilai mengabaikan sistem perdagangan multilateral yang telah mapan, yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kemakmuran global.

"Tarif timbal balik mengancam untuk membongkar kerangka kerja perdagangan yang Amerika Serikat sendiri bantu dirikan," kata dekan Institut China untuk Studi WTO di Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional, Tu Xinquan.
 

Sistem perdagangan internasional


Sistem perdagangan internasional yang selama ini terbangun berdasarkan prinsip negara yang paling disukai, yakni setiap ketentuan perdagangan yang menguntungkan yang diberikan kepada satu negara secara otomatis diterapkan kepada semua negara lain yang memiliki perjanjian serupa dengan Amerika Serikat, kini dipertanyakan dengan kebijakan baru ini.

"Dengan bersikeras pada tarif yang sama, Amerika Serikat pada dasarnya akan menghilangkan kemampuan negara berkembang untuk memelihara industri dalam negeri mereka," ujar Liu Feitao.

Para analis menilai kebijakan Trump ini merupakan kembalinya ke unitarisme dan proteksionisme, taktik yang mengingatkan pada era politik kekuasaan yang lampau.

Dengan pendekatan yang berfokus pada kepentingan nasional semata, Trump diprediksi akan mengubah lanskap ekonomi global dan mendorong ketegangan antar negara, serta memicu ketidakpastian dan potensi resesi global. (Laura Oktaviani Sibarani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)