Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dalam forum 1 Tahun Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth. Foto: Metrotvnews.com/Duta Erlangga
Husen Miftahudin • 16 October 2025 17:58
Jakarta: Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membeberkan fakta terkait cibiran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) soal penyerapan anggaran yang masih rendah hingga akhir kuartal III-2025.
Dadan menjelaskan, program utama Makan Bergizi Gratis (MBG) lebih banyak menggunakan dana yang berasal dari masyarakat. Utamanya pembangunan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Jadi dengan adanya 27 ribu SPPG yang sudah mendaftar, itu sudah kurang lebih Rp54 triliun tersendiri uang dari masyarakat yang berasal dari masyarakat," ungkap Dadan dalam forum bertajuk 1 Tahun Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
"Jadi APBN-nya sendiri itu hanya digunakan untuk makan bergizinya, jadi baru menyerap Rp27,2 triliun. Sementara uang masyarakat yang sudah berkontribusi terhadap program MBG mencapai Rp54 triliun," papar dia menambahkan.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelumnya melaporkan, BGN merupakan salah satu kementerian/lembaga yang penyerapan anggarannya paling rendah. Per 30 September 2025, penyerapan anggaran BGN baru tercatat sebesar Rp19,7 triliun atau 16,9 persen dari outlook yang mencapai sebesar Rp116,6 triliun.
Dadan menegaskan, per hari ini, total penyerapan anggaran BGN sudah jauh lebih besar ketimbang laporan Kemenkeu per akhir September lalu. Dia menyebut, penyerapan anggaran per 16 Oktober 2025 sudah sebanyak Rp27,2 triliun atau 38,4 persen dari outlook.
"Tapi jangan lupa, ada 27 ribu SPPG yang sudah mendaftar di portal kita, 11.918 sudah operasional, seluruh bangunannya merupakan kontribusi dari mitra. Dari masing-masing mitra itu untuk membangun SPPG biasanya mengeluarkan uang Rp2 miliar. Jadi (penggunaan uang MBG) kebanyakan berasal dari masyarakat," pungkas Dadan.