Sebanyak delapan gereja dibakar di Pakistan. (AP)
Marcheilla Ariesta • 17 August 2023 12:11
Islamabad: Sebanyak delapan gereja dibakar dan beberapa rumah dirusak di Provinsi Punjab, Pakistan. Pembakaran ini dilakukan usai adanya tuduhan penistaan.
Kekerasan terjadi di Kota Jaranwala, di distrik Faisalabad setelah beberapa orang Muslim menuduh dua pria Kristen merobek halaman Al-Qur'an, melemparkannya ke tanah dan menulis komentar menghina di beberapa halaman lain.
Massa kemudian mulai menyerang gereja dan rumah orang Kristen di kota. Beberapa orang dari komunitas minoritas meninggalkan rumah mereka untuk melarikan diri dari massa.
"Massa mencuri barang-barang berharga dari rumah-rumah yang ditinggalkan pemiliknya setelah ulama menggunakan pengeras suara masjid untuk menghasut mereka," ucap Akmal Bhatti, seorang pemimpin umam Kristen, dilansir dari Associated Press, Kamis, 17 Agustus 2023.
Gereja Katolik, Gereja Bala Keselamatan dan Gereja Pantekosta di Jaranwala dirusak dan dibakar. Beberapa rumah di Koloni Kristen kota itu juga dibakar, kata Yasir Thalib, yang bekerja untuk sebuah organisasi bernama Pusat Keadilan Sosial.
Video di media sosial menunjukkan asap mengepul dari gedung gereja dan orang-orang membakar furnitur yang diseret darinya.
Di beberapa tempat, polisi dilaporkan menyaksikan kekerasan tersebut dan tidak turun tangan untuk menghentikannya. Namun, polisi kemudian melepaskan tembakan ke udara dan menggunakan pentungan untuk mengendalikan massa.
Puluhan orang telah ditangkap karena diduga mengambil bagian dalam kekerasan tersebut.
Otoritas setempat memberlakukan perintah larangan di bawah Pasal 144 Hukum Acara Pidana Pakistan, lapor Dawn. Paramiliter Punjab Rangers juga dikerahkan untuk menjaga perdamaian.
Pemerintah provinsi Punjab Pakistan mengeluarkan arahan untuk penyelidikan tingkat tinggi atas masalah tersebut.
Mantan Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan, perkembangan di Jaranwala mengganggu dan tidak ada tempat untuk kekerasan dalam agama apapun.
“Semua tempat keagamaan, Kitab Suci, dan tokoh adalah suci dan pantas mendapatkan penghormatan tertinggi dari kami,” kata PM Sharif.
“Saya mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap para pelakunya," lanjut dia.
Sharif mendesak para pemimpin agama Islam untuk "mengutuk tindakan tercela" dan mengatakan bahwa negara itu milik semua agama minoritas.