NEWSTICKER

Pertamina Kaji Pertashop Jual Pertalite

Ilustrasi Pertashop - - Foto: dok Pertamina

Pertamina Kaji Pertashop Jual Pertalite

Media Indonesia • 12 July 2023 22:45

Jakarta: Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengaku tengah mempertimbangkan rencana Pertamina Shop (Pertashop) sebagai outlet penjualan bahan bakar minyak (BBM) pertamax series dapat menjual produk BBM jenis pertalite.

Hal ini sebagai respons dari pelaku usaha Pertashop di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta yang mengeluh karena ada disparitas harga antara pertamax dan pertalite, sehingga merugi menjual BBM nonsubsidi itu. Mereka ingin agar Pertashop menjual pertalite.

"Pada prinsipnya kita ingin memberikan keuntungan buat teman-teman di komunitas Pertashop. Menjual pertalite itu akan dikaji dan kita lihat kira-kira yang paling baik dan bermanfaat menjual pertalite itu seperti apa," ujar Riva di Jakarta, Rabu, 12 Juli 2023.

Menurutnya butuh kajian matang untuk mengalihkan penjualan BBM nonsubsidi ke subsidi di Pertashop. Selama ini alasan Pertamina menjual pertamax cs di Pertashop untuk mendorong masyarakat mengkonsumsi BBM kualitas. Pasalnya nilai oktan (RON) pertamax cs capai dari 92-98, lebih tinggi dibanding pertalite dengan RON 90.

"Kami tidak bisa untuk menempatkan produk subsidi secara langsung (di Pertashop), ini butuh kajian. Mungkin ada pendekatan lain yang intinya untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat yang menggunakan pertalite," jelas Riva.

Pertamax bakal tak laku jika Pertashop jual pertalite

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga merespons keluhan dari penjual Pertashop daerah. Menurutnya, penjualan pertamax cs akan kalah pamor jika Pertashop juga menjual pertalite.

"Pertashop memang menyalurkan namanya pertamax. Nanti kalau Pertamina jual pertalite (di Pertashop), pertamax akan tidak laku," ucapnya.

Arifin pun menyerahkan ke Pertamina untuk mencari solusi agar penjualan pertamax cs tidak melempem di Pertashop karena ada disparitas harga antara pertamax dan pertalite.

"Nanti tanyakan ke Pertamina untuk bangkitkan lagi penyaluran pertamax," ujarnya.

Pengusaha Pertashop merugi

Saat audiensi dengan Komisi VII DPR RI, Sekretaris Pengusaha Pertashop Jateng-DIY Gunadi Broto Sudarmo menyampaikan dengan adanya disparitas harga antara pertamax dan pertalite, ada penurunan omzet secara drastis hingga 90 persen.

Ia menjelaskan pada April 2022 harga pertamax sebesar Rp12.500 per liter, sementara harga pertalite dipatok Rp6.750 per liter. Dengan disparitas senilai Rp5.750 per liter, banyak masyarakat yang beralih beli pertalite.

Lalu, Gunadi menerangkan pada Mei 2022, saat pertamax dijual seharga Rp12.500 per liter, omzet yang didapat mencapai Rp24 ribu per liter. Namun, semakin lama omzet yang didapat menurun dengan adanya fluktuasi harga pertamax.

Sementara, di pertamini atau pengecer pertalite, dijelaskan Gunadi, dapat margin lebih besar di kisaran Rp2.000 sampai 2.500 per liter. Berbeda dengan Pertashop yang dikatakan menerima margin hanya Rp850 per liter.

"Setelah ada disparitas harga pertamax dan pertalite, mulai April 2022, omzet kami turun drastis. Sampai sekarang dengan harga pertamax Rp12.500, omzet Pertashop belum bisa kembali di saat harga pertamax Rp9.000," ungkapnya.

Gunadi mencatat dari 448 Pertashop, 201 diantaranya merugi. Mereka yang merugi, asetnya terancam disita karena tidak mampu membayar angsuran.

"Omzet penjualan kami merosot hingga 90 persen. Usaha Pertashop tidak memperoleh keuntungan, justru merugi," tutupnya.
 

(INSI NANTIKA JELITA)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Husen Miftahudin)