NEWSTICKER

Menlu Retno Ajak BRICS Perjuangkan Hak Pembangunan Setiap Negara

Menlu Retno Marsudi berbicara secara virtual dalam pertemuan jajaran Menlu negara-negara BRICS di Cape Town, Afrika Selatan, 2 Mei 2023. (Kemenlu RI)

Menlu Retno Ajak BRICS Perjuangkan Hak Pembangunan Setiap Negara

Willy Haryono • 3 June 2023 10:28

Cape Town: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pernyataan secara virtual dalam pertemuan jajaran Menlu negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan) dengan negara-negara mitra di Cape Town, Afrika Selatan, Jumat, 2 Mei 2023. Dalam pernyataannya, Menlu Retno mengajak negara-negara BRICS untuk memperjuangkan hak pembangunan setiap negara dan memperkuat multilateralisme.

Menlu Retno menyampaikan bahwa saat ini dunia semakin terbelah ke dalam blok-blok yang saling berlawanan. Tatanan dunia yang berdasarkan peraturan kehilangan makna karena setiap negara mengejar kepentingan pribadi masing-masing.

Kerja sama internasional gagal mengatasi tantangan-tantangan global, dan kepercayaan terhadap efektivitas multilateralisme semakin surut.

"Jika tren ini terus berlanjut, negara berkembang yang akan paling dirugikan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki tatanan global yang tidak sehat ini. Dan BRICS berpotensi menjadi kekuatan positif untuk itu," kata Menlu Retno, dalam keterangan tertulis Kemenlu RI yang diterima awak media.

Ia menyampaikan dua hal yang perlu didorong BRICS. Pertama, memperjuangkan hak pembangunan setiap negara.

"Kita semua ingin memberikan kesejahteraan bagi rakyat dan menjadi negara maju. Tapi kita tidak dapat melakukannya jika hak atas pembangunan terus dilanggar," ujarnya.

Sejarah mencatat negara berkembang banyak mengalami ketidakadilan ekonomi. Negara-negara Global South berhak untuk menjadi bagian dari rantai pasok global dan bebas dari diskriminasi perdagangan dan perangkap utang. Isu ini juga telah diangkat oleh Presiden Joko Widodo dalam pertemuan KTT G7 Outreach di Hiroshima beberapa waktu lalu.

"Saya harap BRICS dapat ikut mendukung upaya ini dan tidak menjadi bagian dari ketidakadilan ekonomi," ucap Menlu Retno.

Kedua, memperkuat multilateralisme. Agar dapat berfungsi dengan baik, multilateralisme harus inklusif dan sesuai dengan tujuan. Untuk itu, tata kelola global perlu diperkuat dan direformasi.

"Reformasi tersebut harus mempertimbangkan suara dan kepentingan negara-negara berkembang. BRICS dapat menjadi katalis untuk reformasi ini," tutur Retno.

Ia mengapresiasi inisiatif BRICS membentuk Bank Pembangunan Baru yang menghadirkan perspektif segar dalam sistem keuangan global yang sudah kedaluwarsa.

Sebagai penutup, Menlu Retno menegaskan multilateralisme hanya dapat berkembang jika semua pihak menghormati hukum internasional secara konsisten tanpa standar ganda sebagai fondasi tatanan global. "Mari bekerja bersama untuk membangun masa depan dunia yang lebih cerah," pungkasnya.

Pertemuan ini dihadiri anggota BRICS dan 14 negara undangan, yakni Arab Saudi, Argentina, Bangladesh, Burundi, Komoro, Gabon, Guinea-Bissau, Iran, Kazakhstan,
Kuba, Mesir, Republik Demokratik Kongo, Uni Emirat Arab, dan Uruguay.

Tahun ini, Indonesia telah diundang dalam sejumlah pertemuan BRICS di bawah keketuaan Afrika Selatan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Willy Haryono)