Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad. MI/Atet Pramadia
12 August 2023 17:39
Jakarta: Mantan Ketua KPK Periode 2011-2015, Abraham Samad, menilai proses penangkapan Harun Masiku yang berada di Indonesia jauh lebih mudah dibandingkan buronan di luar negeri.
Berdasarkan pengalamannya selama menjabat, KPK telah memiliki teknologi mutakhir untuk melakukan pelacakan buronan. Terlebih KPK memiliki koneksi kerja sama dengan kepolisian hingga interpol untuk meringkus buron yang kabur ke luar negeri.
“Tidak sesulit yang dibayangkan karena KPK itu memiliki fasilitas teknologi yang lebih mutakhir untuk melacak,melakukan profiling, dan treking terhadap orang yang jadi buronan,” ujarnya, Sabtu, 12 Agustus 2023.
Menurut Abraham, buron yang berpindah tempat khususnya pindah negara memang sulit untuk ditangkap. Namun berkaca pada keberhasilan KPK saat meringkus Anggoro Widjojo yang kabur ke Tiongkok, ini atas kerja sama dan tracing serius oleh KPK.
Abraham menegaskan dengan adanya informasi dari kepolisian RI yang menyatakan Harun berada di Indonesia, proses penangkapannya akan lebih mudah.
“Harusnya sudah ada koordinasi yang intensif yang dilakukan oleh KPK dan kepolisian untuk melacak lebih jauh dan sebisa mungkin melakukan penangkapan,” ungkapnya.
Bahkan Abraham mengungkapkan berdasarkan profiling, Harun Masiku tidak memiliki kemampuan untuk berpindah negara demi melarikan diri dari kejaran KPK.
Lebih jauh, eks pimpinan KPK itu melihat terdapat dua faktor Harun Masiku tak akan lari jauh di antaranya tidak memiliki jaringan yang kuat dan kemampuan finansial yang dinilai kurang untuk berpindah negara.
"Berbeda jauh dengan Nazaruddin, dan Anggoro. Merekamemiliki jaringan yang kuat serta finansial yang mumpuni untuk itu," ucap dia.
Ia mengungkapkan lambatnya proses penangkapan Harun Masiku menjadi tanda tanya besar atas keseriusan KPK.
“Secara profiling dia adalah orang yang tidak punya terlalu punya jaringan di luar negeri dan uangnya tidak sebanyak Anggoro yang bisa berpindah dari negara ke negara lain,” jelasnya. (MGN-Sarah Ruhendi/Rifki Adi Pradana)